Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Evaluasi Merak-Bakauheni, Jokowi Minta Tambah Pelabuhan dan Kapal

Presiden Jokowi menyoroti arus penyeberangan Merak-Bakauheni sebagai catatan dari evaluasi pelaksanaan Mudik Lebaran 2024.
Foto udara dermaga 6 eksekutif di Pelabuhan Merak, Banten, Senin (29/4/2019). PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) memberlakukan tarif promo di dermaga eksekutif bagi angkutan kendaraan golongan V hingga IX mulai Rabu (1/5)./JIBI/Bisnis-Abdullah Azzam
Foto udara dermaga 6 eksekutif di Pelabuhan Merak, Banten, Senin (29/4/2019). PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) memberlakukan tarif promo di dermaga eksekutif bagi angkutan kendaraan golongan V hingga IX mulai Rabu (1/5)./JIBI/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menyoroti arus penyeberangan Merak-Bakauheni sebagai catatan dari evaluasi pelaksanaan mudik Lebaran 2024 atau Idulfitri 1445 H.

Menurut orang nomor satu di Indonesia itu diperlukan tiga cara agar tidak terjadi macet panjang seperti yang terjadi sebelumnya.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi usai mengikuti Rapat Terbatas terkait Evaluasi Arus Mudik dan Balik Lebaran Tahun 2024 di Istana Merdeka, Senin (6/5/2024).

"Jadi yang paling krusial adalah Merak-Bakauheni. Satu jumlah pelabuhan harus ditambah, kedua kapal itu harus lebih besar dan lebih cepat sehingga kapasitasnya baik," katanya kepada wartawan. 

Tidak hanya itu, Budi juga mengusulkan adanya delay system pada hari tertentu, khususnya ketika terjadi macet panjang. Dia melihat kemacetan panjang yang terjadi pada periode mudik 2024 ini disebabkan banyak masyarakat yang tidak memiliki tiket namun tetap mengantre di pelabuhan.

"Di mana ada kemacetan panjang itu terjadi masyarakat dari Jawa Tengah dan Jawa Timur datang bersama-sama tanpa memiliki tiket. Dan kalau tidak punya tiket kan tidak boleh masuk, tapi pada saat itu mereka antri di depan, akhirnya kita lakukan itu. jadi memang penyeberangan ini paling krusial di Merak," ucapnya.

Tak hanya itu, Presiden Ke-7 RI itu, kata Budi, juga menegaskan perlunya penambahan titik penyeberangan baru bagian Jawa Timur. Hal ini diperlukan agar dapat mengurangi beban di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dan Gilimanuk, Bali. 

Sebelumnya dia juga menjelaskan titik penyeberangan di Jawa Timur akan ditambah melalui revitalisasi pelabuhan Jangkar, Situbondo. 

Sehingga, penyeberangan ke wilayah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga beberapa pulau di Madura tak perlu melalui Ketapang-Gilimanuk. 

"Benar, Pak Menko bahwa yang di Ketapang itu kita harus nambah beberapa titik-titik tertentu. tapi tidak kurang di Bakauheni karena nanti ada jalan tol banyak maka kita akan tambah pelabuhan," pungkas Budi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper