Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mudik Lebaran Macet Parah, Merak-Bakauheni Tak Berbenah Sejak 2022

Gapasdap menyebut Merak-Bakauheni yang macet parah saat mudik Lebaran 2024 karena tak ada perubahan sejak 2022.
Arus lalu lintas menuju Pelabuhan Merak, Banten tampak macet hingga sekitar 10 kilometer pada Sabtu (6/4/2024) pagi atau H-4 Lebaran. Sebelum Pintu Tol Merak, kendaraan sudah sulit melaju. JIBI-Bisnis/Surya Dua Artha Simanjuntak.
Arus lalu lintas menuju Pelabuhan Merak, Banten tampak macet hingga sekitar 10 kilometer pada Sabtu (6/4/2024) pagi atau H-4 Lebaran. Sebelum Pintu Tol Merak, kendaraan sudah sulit melaju. JIBI-Bisnis/Surya Dua Artha Simanjuntak.

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) buka suara terkait macet parah yang terjadi pada lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni pada angkutan Lebaran 2024.

Dalam dokumen Laporan Evaluasi Angkutan Lebaran 2024 pada Lintasan Merak-Bakauheni yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum Gapasdap, Khoiri Soetomo menjelaskan beberapa faktor penyebab terjadinya kepadatan antrean di Merak-Bakauheni.

Dia menuturkan, kondisi kemacetan yang terjadi di Merak pada angkutan Lebaran tahun ini mengulang kejadian serupa pada 2022. Khoiri menyebut, kala itu, Gapasdap telah melakukan rapat koordinasi evaluasi kemacetan bersama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).

“Hal ini sangat memprihatinkan karena tidak ada perubahan dan minimalisir risiko terhadap tata kelola pelabuhan oleh ASDP,” kata Khoiri dalam laporan tersebut, dikutip Selasa (7/5/2024).

Menurutnya, penumpukan yang terjadi pada penyeberangan Merak-Bakauheni selama angkutan Lebaran 2024 lalu bukan disebabkan oleh kurangnya jumlah kapal yang beroperasi. Dia mengatakan, penumpukan justru disebabkan oleh kurangnya jumlah dermaga di lintas Merak-Bakauheni.

“Hal tersebut juga telah dipertegas oleh Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menyebut kondisi penyeberangan di lintas Merak-Bakauheni mengalai oversupply kapal,” jelas Khoiri.

Selain itu, dia juga menyebut langkah antisipasi peningkatan lalu lintas angkutan penyeberangan belum dilakukan dengan baik. 

Dia menyebut, pada H-7 angkutan Lebaran, truk hanya diperbolehkan menyeberang melalui Pelabuhan Ciwandan sehingga terjadi penumpukan dan menimbulkan antrean. Di sisi lain, pada periode yang sama di Pelabuhan Merak terjadi kekosongan karena belum adanya lonjakan penyeberangan kendaraan dan penumpang. 

“Ini karena kurang fleksibelnya aturan yang dikendalikan Kepolisian, dan seharusnya menjadi tanggung jawab pihak BPTD [Balai Pengelola Transportasi Darat] untuk mengendalikan karena lebih memahami kondisi dan skema pengoperasian pada masa angkutan Lebaran,” jelasnya.

Selain itu, dia juga menyebut masih adanya ketidaksesuaian sistem e-ticketing Ferizy ketika diterapkan pada masa angkutan Lebaran. Dia mengatakan, Ferizy tidak dapat mendistribusikan muatan pada kondisi peak season secara maksimal.

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi yang mengatakan sebanyak 30% tiket pelanggan di Pelabuhan Merak tidak sesuai.

Gapasdap juga mengatakan praktik calo tiket masih marak terjadi meski sistem e-ticketing telah diterapkan.

“Hal ini menunjukkan sistem tiket online masih memiliki celah bagi calo tiket untuk membeli dan kemudian menjual tiket tersebut dengan harga lebih tinggi,” katanya.

Khoiri juga menyoroti jumlah perjalanan (trip) yang tidak maksimal pada Dermaga IV dan Dermaga VII Pelabuhan Merak. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kapal yang harus bergantian beroperasi antara lintas Merak-Bakauheni dan Ciwandan-Bakauheni.

“Selain itu, pada masa arus mudik, kapal-kapal juga harus beroperasi dengan pola Tiba Bongkar Berangkat [TBB] dari Bakauheni. Kapal-kapal dilarang mengangkut muatan untuk mempercepat waktu operasi dan mengurangi kemacetan di Pelabuhan Merak,” jelasnya.

Menurutnya, kapal-kapal dapat memperoleh jumlah trip per hari yang optimal pada peak season jika ketersediaan dermaganya tercukupi. Dia menuturkan, jumlah trip optimal pada dermaga eksekutif seharusnya dapat mencapai 10 trip per harinya.

Kemudian, di dermaga ekonomi dapat mencapai sebesar 248 perjalanan serta ditambah dengan jumlah trip pada Ciwandan-Bakauhei sebesar 64 perjalanan per harinya. Sehingga, total keseluruhan perjalanan penyeberangan saat kondisi peak season dapat mencapai 352 trip per harinya.

“Saat ini pencapaian jumlah trip hanya sebesar 261 trip atau hanya 74% dari total yang seharusnya,” katanya.

Dia juga menyoroti tata letak Pelabuhan Merak yang berhimpitan langsung dengan jalan arteri yang digunakan masyarakat setempat. Sementara itu, Dermaga Eksekutif Merak terletaj di posisi terdepan di antara dermaga-dermaga reguler lain.

Khoiri mengatakan, penumpukan di dermaga eksekutif berimbas pada kemacetan di jalur arteri dan menutup akses masuk menuju dermaga ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper