Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo telah memberikan sinyal bahwa masyarakat diperbolehkan mudik tahun ini. Meski ada syarat vaksin booster, Kementerian Perhubungan memperkirakan ada potensi terjadinya lonjakan pergerakan manusia jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi memastikan mobilitas masyarakat saat arus mudik akan tinggi, setelah pernyataan Presiden, jika dibandingkan dengan 2020 dan 2021.
"Kalau dibandigkan dengan dua tahun pandemi Covid-19, pastinya [tahun ini] naik, tambah tinggi ya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan. Namun seperti apa yang disampaikan Pak Presiden, harus ada persyaratan vaksin dosis dua, kemudian dan yang ketiga atau booster. Berarti sudah tiga kali," kata Budi kepada Bisnis, Kamis (24/3/2022).
Sebab itu, Budi akan melakukan antisipasi seperti halnya pelaksanaan mudik sebelumnya. Mulai dari koordinasi dengan Korlantas Polri, manajemen rekayasa lalu lintas, persiapan rest area, pemantauan kesiapan kendaraan umum, serta pengecekan pom bensin.
Dalam beberapa waktu ke depan, Budi akan melakukan rapat dengan berbagai stakeholders menjelang persiapan arus mudik. Oleh sebab itu, dia belum mengungkap secara spesifik skema apa yang akan disiapkan untuk menyambut tradisi tahunan tersebut.
Kendati demikian, Budi menyebut adanya kemungkinan bahwa tidak ada lagi kebijakan penyekatan di beberapa titik lalu lintas, seperti yang ada selama dua tahun belakangan ini.
"Kalau saya lihat kayaknya tidak ada penyekatan lagi ya. Tapi, saya belum bicara itu. Saya masih menghindarilah soal itu. Pak Presiden sekarang sudah membolehkan [mudik], berarti potensi [mobilitas] cukup tinggi kan," tuturnya.
Di sisi lain, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai potensi pengetatan aturan perjalanan saat mudik tidak akan berdampak banyak terhadap volume pergerakan. Bahkan, volume pergerakan saat arus mudik diperkirakan bisa kembali ke level prapandemi atau sebelum 2020.
"Kalau saya bilang, dilihat dari hasil surveinya [Kemenhub], [volume pergerakan] kembali seperti sebelum pandemi. Kalau dilihat angka dari survei ini," jelas Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno kepada Bisnis, Kamis (24/3/2022).