Bisnis.com, JAKARTA – Tarif maskapai penerbangan pada periode mudik Lebaran 2022 berpotensi mengalami kenaikan seiring melonjaknya harga avtur.
Pemerhati penerbangan Alvin Lie menjelaskan dalam kondisi saat ini tren pergerakan penumpang sudah menunjukkan kebangkitan, tetapi di sisi lain beban biaya operasi maskapai mengalami peningkatan signifikan. Dia mengeklaim harga avtur saat ini sudah naik hingga 40 persen dari periode Desember 2021.
Alvin juga mencermati adanya tren yang dilakukan oleh maskapai dalam menaikkan tarifnya. Seperti yang dilakukan oleh Batik Air dengan tarif mendekati Tarif Batas Atas (TBA) atau bahkan hampir menyamai PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA). Tren penaikkan tarif juga terlihat dilakukan oleh Citilink yang juga mulai mendekati tarif induk usahanya, yakni Garuda.
“Memang polanya terlihat maskapai meningkatkan harga tiketnya karena menanggung beban operasi yang tinggi. Tapi kalau harga avtur naik, maskapai juga nggak akan kuat meski sudah naik di TBA. Saat ini, walaupun pendapatan tiket naik tapi biaya operasi naik tinggi karena harga avtur itu,” ujarnya, Kamis (24/3/2022).
Alvin hanya mengharapkan dengan penaikan harga avtur maskapai dapat mempertahankan tarifnya. Pasalnya, menaikkan tarif penumpang menjadi keputusan yang dilematis bagi maskapai.
"Di satu sisi penumpang sudah mulai bangkit naik tetapi di sisi lain biaya operasi ini naiknya luar biasa. Mudah-mudahan kenaikan harga avtur ini airlines mampu untuk bertahan dengan harganya,” imbuhnya.
Baca Juga
Atas dasar itu, Alvin berkesimpulan saat ini maskapai belum akan menikmati pertumbuhan laba tetapi peningkatan jumlah penumpang sudah memberikan semangat dan harapan bagi operator bandara dan maskapai.
Berdasarkan data Pertamina, harga avtur per Kamis (24/3/2022) telah mencapai level Rp13.677/ liter di bandara Soekarno – Hatta.