Bisnis.com, JAKARTA — PT Sinergi Gula Nusantara atau SugarCo, holding pabrik gula milik BUMN PT Perkebunan Nusantara (PTPN) mengatakan lambannya realisasi impor gula pada awal tahun ini disebabkan karena naiknya harga komoditas strategis itu dibarengi dengan biaya impor yang juga tinggi pada awal tahun ini.
CEO SugarCo Aris Toharisman mengatakan hal itu mengakibatkan harga gula konsumsi di tengah pasar dan ritel modern mengalami lonjakan yang signifikan menjelang lebaran ini. Di sisi lain, stok gula hasil giling tebu hanya dapat bertahan hingga April 2022.
“Banyak impor yang belum direalisasikan kemungkinan karena sekarang harga raw sugar relatif tinggi di atas 11 cent per pound ini akan terasa berat memang kalau akan diproses saat ini,” kata Aris melalui sambungan telepon, Selasa (22/3/2022).
Konsekuensinya, sebagian besar importir masih menahan proses importasi mereka lantaran biaya pengapalan dan asuransi tertahan tinggi yang naik mencapai 10 kali lipat dari kondisi normal. Dengan demikian, dia meminta pemerintah mendorong percepatan impor gula konsumsi kepada perusahaan yang sudah mendapatkan izin impor.
Adapun, Kementerian Pertanian melaporkan realisasi impor gula konsumsi baru mencapai 200.600 ton pada Januari 2022. Artinya masih ada kuota impor gula konsumsi yang belum terealisasi sebesar 841.033 pada tahun ini.
“Realisasi impor masih sangat rendah, apalagi dari sisi proses produksinya yang menyebabkan kondisi di pasar ada kekurangan sehingga harga gula cenderung naik saat ini,” kata dia.
Berdasarkan data milik Kementerian Perdagangan per 10 Maret 2022, harga gula konsumsi di pasar internasional sudah menembus di angka US$505,8 per ton atau setara dengan 7.291 per kilogram. Angka itu sudah mengalami kenaikan mencapai 9,12 persen dari torehan bulan lalu.
Sementara itu, harga pada contract futures Maret 2022 menembus di angka US$522,2 per ton atau setara dengan Rp7.527 per kilogram. Artinya, harga contract futures Maret 2022 sudah mengalami kenaikan 3,23 persen dari bulan sebelumnya.
Adapun, harga gula konsumsi di tingkat eceran nasional berada di angka Rp14.100 per kilogram yang terpaut jauh dari harga acuan Rp12.500 per kilogram. Sementara paritas impor tercatat sebesar Rp10.135 per kilogram.
Berdasarkan laporan pabrik gula BUMN dan swasta, jumlah stok gula hasil penggilingan tebu per 8 Maret 2022 sebesar 598.660 ton dan stok gula raw sugar sebesar 16.826 ton. Sementara jumlah stok gula milik Perum Bulog sebesar 2.162 ton.