Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Air Carriers Association (INACA) memperkirakan jumlah penumpang baik domestik dan internasional naik menjadi 53 juta pada 2022 sejalan dengan relaksasi aturan perjalanan dan pembukaan rute internasional secara bertahap.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan perkembangan kasus pandemi Covid-19 ini telah menunjukkan adanya perbaikan dan harapan baru terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal tersebut juga didukung dengan rencana pemerintah mengubah status pandemi menjadi endemi yang bakal berdampak positif kepada maskapai, bandara, dan pengguna jasa.
Denon menilai relaksasi tersebut dapat menggeliatkan kembali perjalanan udara pada tahun ini dari kondisi sebelumnya saat dilanda pembatasan.
“Pada tahun ini, jumlah penumpang angkutan udara diperkirakan meningkat menjadi 53 juta penumpang sejalan dengan relaksasi kebijakan dan dibukanya secara bertahap perjalanan internasional,” ujarnya, Selasa (15/3/2022).
Lebih jauh, berdasarkan kajian white paper yang telah disusun oleh INACA, pemulihan penerbangan domestik akan membaik mulai 2022 dan optimal pada 2024. Sementara untuk penerbangan internasional akan membaik pada akhir 2023 dan optimal pada 2026.
Denon pun kembali mengingatkan bahwa bisnis penerbangan menuju normal baru harus dikontrol dengan baik tak hanya mengandalkan teknologi semata tetapi juga memperhatikan kualitas layanan.
Sementara itu, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memprediksikan pemulihan kinerja secara menyeluruh baik untuk rute domestik maupun internasional baru dapat terealisasikan pada 2026.
“Kalau proyeksi kami saat ini kemungkinan pada 2026 angka sebelum pandemi baru tercapai. Ini sekali tergantung kepada regulasi. Kalau ada regulasi yang insentif bisa saja mengubah menjadi lebih cepat juga sangat mungkin,” kata Direktur Kepatuhan, Aset dan Pengadaan AP I Israwadi.
Di sisi lain, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II memasang skenario optimistis pada 2022 dengan selisih dari target kinerja atau shortfall bergerak menuju 50 persen dibandingkan dengan pada 2019 atau sebelum pandemi.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin memaparkan kondisi penerbangan pada 2021 tidaklah lebih baik dibandingkan dengan pada 2020. Kondisi tersebut, jelasnya, karena operator bandara dan penerbangan masih dapat mengoptimalkan kinerja pada kuartal I/2020 sebelum pandemi Covid-19 menerpa.
Kendati demikian, apabila membandingkan data AP II selama periode 9 bulan pertama 2020 dengan 9 bulan 2021, AP II tumbuh 15 persen atau setara dengan 8 juta.