Bisnis.com, JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bakal fokus mengembangkan lintasan penyeberangan non-perintis, pascamengakuisisi perusahaan penyeberangan yakni Jembatan Nusantara.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menjelaskan aksi akuisisi terhadap Jembatan Nusantara tersebut telah diselesaikan pada 22 Februari 2022. Saat ini perusahaan tersebut sudah beralih menjadi anak usaha milik perseroan. Selain itu, dari sisi manajemen, sudah ditunjuk jajaran direksi untuk mengelola anak usaha tersebut.
Shelvy menuturkan anak usaha baru tersebut akan menjalankan lintasan komersial karena memiliki kapasitas kapal long distance ferry. Dengan demikian anak usaha tersebut akan jauh berbeda dengan ASDP karena akan beroperasi penuh di lintasan komersial.
“Jembatan Nusantara [JN] ini melayani lintasan komersial sepenuhnya. Jadi yang akan membedakan dengan ASDP adalah kalau ASDP masih ada lintasan perintis sedangkan nantinya JN akan komersial sepenuhnya,” ujarnya, Minggu (13/3/2022).
Dia menambahkan, sejauh ini, ASDP juga telah meninjau kondisi kapal yang dibeli dari Jembatan Nusantara sebelum memutuskan aksi akuisisi. Secara umum, lanjutnya, kondisi seluruh kapal masih layak untuk beroperasi.
“Tidak ada perbaikan besar atau revitalisasi besar yang dibutuhkan,” tambahnya.
Baca Juga
Adapun, berdasarkan hasil kinerja ASDP tanpa diaudit per Desember 2021, perseroan berhasil membukukan laba konsolidasi senilai Rp284 miliar. Capaian tersebut telah mencapai 255 persen dari target.
Kemudian dari sisi pendapatan hingga 2021, perseroan mampu meraup pendapatan hingga Rp3,56 triliun. Capaian ini bahkan lebih besar atau banyak dari total pendapatan pada kondisi normal 2019. Secara tren pertumbuhan selama pandemi, ASDP mengalami titik terendah pada Mei 2020 dengan adanya pelarangan perjalanan sehingga hanya membukukan laba senilai Rp118 miliar.
Kinerja ASDP masih ditopang oleh sektor penyeberangan dengan logistik penumpang naik sebesar 12 persen. Hasil observasi perseroan mengindikasikan adanya pergeseran tren penumpang penyeberangan dari naik motor ke naik mobil.
Kinerja pendapatan terbesar ASDP juga masih disumbang dari paling lintasan Merak - Bakauheni dan Ketapang –Gilimanuk sebesar 70 persen dari total pendapatan. Dari sisi komposisi lintasan, ASDP mayoritas masih mengoperasikan lintasan perintis sebesar 75 persen.
Seperti diketahui, setelah secara resmi mengakuisisi salah satu perusahaan ferry swasta di Indonesia, ASDP menambah jumlah unit kapalnya menjadi sebanyak 219 unit kapal.
Proses akuisisi yang dilakukan oleh ASDP terhadap PT Jembatan Nusantara telah melalui proses yang panjang, diawali dengan kerja sama usaha selama dua tahun. Proses ini, kata Shelvy , termasuk due dilligence yang melibatkan lembaga dalam negeri, internasional, serta para stakeholder demi memastikan semua proses telah sesuai dengan prinsip good corporate governance.
ASDP diharapkan dapat terus berkembang secara anorganik melalui akuisisi ini. Selain itu, ASDP diharapan dapat memimpin pasar serta memberikan kontribusi untuk melayani transportasi Indonesia dengan lebih baik. Langkah ASDP mengakuisisi perusahaan ferry swasta dinilai sebagai inisiatif strategis sebagai bagian dari rencana jangka panjang perusahaan 2020-2024. Rencana jangka panjang yang dimaksud yakni pengembangan jasa manajemen dan operator kapal ferry yang akseleratif, khususnya dalam penambahan armada serta mendorong pertumbuhan perusahaan yang agresif dalam rangka menuju IPO.
ASDP berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi segmen penyeberangan dengan menambah jumlah armada sebanyak 19 unit kapal selama kurun waktu lima tahun selama 2020-2024, untuk lintasan komersial reguler, eksekutif, LDF dan lintasan internasional.
Sebagai informasi, PT Jembatan Nusantara merupakan perusahaan kapal ferry swasta yang memiliki jumlah kapal sebanyak 53 unit dan mengoperasikan enam lintasan Long Distance Ferry (LDF). Akuisisi oleh ASDP akan menambah portofolio kekuatan armada serta lintasan yang dioperasikan perusahaan pelat merah tersebut.
Berkat akuisisi ini, unit kapal yang dimiliki ASDP bertambah dari 166 unit kapal menjadi 219 unit kapal. Ini mengukuhkan posisi ASDP sebagai perusahaan ferry dengan jumlah armada terbesar di Indonesia, bahkan dunia.
"Peningkatan armada dan lintasan dari JN, maka akan meningkatkan optimalisasi trip pelayaran dan lintasan komersial lain, dan pada akhirnya dapat mendongkrak pendapatan ASDP," tulis Shelvy.
Shelvy menambahkan bertambahnya portofolio komersial ini dapat menjadi langkah penting bagi ASDP yang sampai saat ini telah melayani sekitar 290 rute. Dari jumlah tersebut, 70 persen di antaranya adalah rute perintis yang berarti orientasi pelayarannya bukan untuk meraup keuntungan semata. Oleh karena itu, 30 persen rute sisanya merupakan rute komersial yang mampu menopang lintasan perintis berjalan dengan baik.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyampaikan apresiasi atas terlaksananya akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh ASDP. Dia berharap akuisisi akan menghadirkan pelayanan lebih baik di masyarakat.
Budi kembali menekankan untuk lebih memberi perhatian terhadap aspek keselamatan, mengingat angka kecelakaan transportasi penyeberangan relatif tinggi dan banyaknya lokasi pelayanan serta pengoperasian kapal yang digunakan untuk kepentingan wisata dan bisnis. Operator kapal, tegasnya, harus terus memprioritaskan layanan penyeberangan yang berkeselamatan.