Bisnis.com, JAKARTA - Saluran televisi berita Cable News Network (CNN) yang berbasis di Atlanta kembali menambah produk layanan streaming untuk memperluas basis pelanggan online.
Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (13/3/2022), Perusahaan menggandeng Apple dan Roku sebagai distributor untuk layanan streaming terbarunya, CNN+.
Kepala Digital CNN Andrew Morse mengatakan penonton saluran TV linear terus menurun sehingga perusahaan berupaya untuk memperluas cakupan secara online.
Perlu diketahui, mengamankan distribusi penuh sangat penting bagi layanan streaming baru. Layanan streaming utamanya, HBO Max, memulai debutnya tanpa distribusi di Amazon sehingga memperlambat pertumbuhan pelanggannya.
Sebelum itu, perusahaan juga telah mengumumkan kesepakatan kerja sama dengan konglomerasi telekomunikasi Comcast.
CNN+ rencananya akan meluncur pada 29 Maret dengan siaran yang bervariasi termasuk program berita dan gaya hidup.
Baca Juga
Layanan terbarunya ini menjadi proyek paling ambisius dan mahal sepanjang sejarah perusahaan yang berdiri pada 1980.
"Kami yakin akan menumbuhkan pelanggan sehat dengan sangat cepat. [Perusahaan memiliki] ambisi, tetapi target pelanggannya mungkin untuk dicapai," ujarnya.
CNN meyakini layanan streaming ini akan meraih laba dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, analis mempertanyakan keberhasilan proyek ini lantaran CNN sudah memberikan begitu banyak layanan gratis. Seperti diketahui, pesaing seperti CBS dan NBC juga menyiarkan layanan streaming berita gratis.
Morse meyakini CNN tidak bersaing dengan layanan hiburan mainstream dan tidak ada pesaing langsungnya dalam berita yang memiliki tingkat sumber daya yang sama.
"Tidak ada perusahaan berita di planet ini seperti CNN," ungkapnya.
Sementara itu, merger antara WarnerMedia dan Discovery membayangi peluncuran CNN+.
Dengan kesepakatan yang akan ditutup dalam beberapa bulan mendatang, perusahaan gabungan ini akan memiliki tiga layanan streaming berbeda, yakni HBO Max, Discovery+, dan CNN+. Ketiganya menawarkan jenis program realitas.
CNN baru saja ditinggalkan oleh Jeff Zucker yang telah memimpin selama 9 tahun akibat hubungan pribadinya dengan dengan salah satu petinggi perusahaan, Allison Gollust.