Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Prospek Cerah Bisnis Perumahan hingga Proposal Daerah Penyangga Pangan IKN

Berita tentang prospek bisnis perumahan di tahun ini menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Pekerja sedang menggarap proyek perumahan yang dibiayai oleh BTN. /Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja sedang menggarap proyek perumahan yang dibiayai oleh BTN. /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis, JAKARTA — Kinerja bisnis perumahan sepanjang 2022 diprediksi bakal berjalan dengan bagus, berbekal prospek cerah pada pengujung tahun lalu. Kalangan bankir pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menggenjot penyaluran kredit residensial.

Berita tentang prospek bisnis perumahan di tahun ini menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Kamis (10/3/2022):

 

  1. CDS Meningkat, Ketangguhan Pasar SBN Indonesia Kembali Diuji

Peningkatan tensi geopolitik yang disulut konflik Rusia dan Ukraina telah meningkatkan risiko investasi global, termasuk pada instrumen surat utang negara (SUN) Indonesia. Persepsi risiko investasi investor atas Indonesia pun meningkat dan berpotensi mengganggu arus masuk dana asing.

Meningkatnya persepsi risiko investasi di Indonesia ini tecermin dari naiknya angka credit default swap (CDS) 5 tahun Indonesia beberapa waktu belakangan ini.

Seperti diketahui, level CDS yang makin rendah menunjukkan ekspektasi risiko investasi yang makin rendah pula pada instrumen surat utang suatu negara, dalam hal ini untuk SUN Indonesia dalam denominasi rupiah.

Sebaliknya, ketika CDS meningkat, risiko surat utang suatu negara untuk mengalami gagal bayar pun makin tinggi.

Namun, kalangan analis meyakini tren pelemahan CDS 5 tahun Indonesia ini hanya akan terjadi sementara. Pasar obligasi domestik dinilai cukup resisten terhadap sentimen-sentimen global dalam jangka panjang.

  1. Bisnis Perumahan 2022 Bakal Tetap Gegap Gempita

Pada awal tahun para pemangku kepentingan bisnis properti, termasuk kalangan bankir yang menyediakan fasilitas pembiayaan pemilikan rumah tapak ataupun apartemen, mengapungkan optimisme mengarungi 2022.

Salah satu latar belakang yang terkuat sehingga mereka optimistis menatap perjalanan bisnis properti tahun ini adalah relatif terkendalinya pandemi corona jenis Covid-19 dan fakta bahwa sepanjang tahun lalu sejumlah subsektor properti mampu bertahan.

Selain kawasan industri yang memperlihatkan kinerja cukup bagus sepanjang 2021, subsektor properti residensial terutama rumah tapak atau landed houses pun menunjukkan kinerja gemilang.

Gegap gempita bisnis properti subsektor perumahan jelas terdengar dan menopang cashflow kalangan pengembang yang pada akhirnya menerbitkan harapan bahwa bisnis properti tetap mampu bertahan, bahkan terus bergerak ke arah positif untuk pertumbuhan tahun ini.

Faktor yang juga menenentukan bisnis properti perumahan mampu menghasilkan kinerja positif pada 2021 sehingga menerbtkan prospek cerah untuk tahun ini adalah pemberlakuan insentif Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP).

  1. Industri Fintech Merebak, Komisioner OJK Khusus Fintech Mendesak

Layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) yang dijalankan oleh banyak pemain baru akhir-akhir ini menuntut adanya perubahan signifikan pula dalam tata pengawasan terhadap industri baru ini di tubuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kolaborasi layanan digital antara bank dengan fintech pun menjadikan industri ini kini makin gesit. Hal ini pun kini mendorong wacana baru terkait pembentukan komisioner khusus di dalam OJK, yang membidangi teknologi keuangan.

Selama ini, struktur pengawasan OJK mencakup tiga bidang besar, yakni perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank (IKNB). Masing-masing dipimpin oleh satu kepala eksekutif pengawas yang sekaligus menjabat sebagai anggota dewan komisioner OJK.

Pengawasan fintech masuk dalam sektor IKNB bersama dengan pengawasan terhadap industri asuransi, multifinance, dana pensiun, dll.

Namun, perkembangan industri jasa keuangan terkini mulai menunjukkan adanya pertumbuhan signifikan dalam industri fintech, sekaligus masalah yang tidak kalah banyaknya. Sehingga, butuh pengawasan khusus sekelas komisioner untuk menjamin ketertiban kelangsungan usaha industri ini.

 

  1. Tambak MSF, Bisnis Udang Milenial Zaman Now

Generasi muda zaman now didorong untuk terjun ke bisnis pertambakan udang dengan teknologi Millenial Shrimp Farming (MSF), di mana sistem pencatatan data secara digital sehingga setiap keputusan atas data teknis yang terukur. Digitalisasi juga didukung oleh aplikasi budi daya berbasis data atau smart farming.

Upaya menggenjot produksi udang hingga 2 juta ton mulai 2024 dilakukan pemerintah dari berbagai lini termasuk mengajak para pelaku usaha baru untuk menanamkan modalnya dalam bisnis pertambakan.

Untuk mencapai target tersebut juga harus didukung dari berbagai aspek, salah satunya pemanfaatan teknologi digital yang sangat erat hubungannya dalam era Revolusi Industri ke-4 atau lebih dikenal dengan Industri 4.0.

Salah satu program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mengusung semangat Industri 4.0 adalah pembangunan MSF atau generasi milenial bertambak udang.

Program ini dilaksanakan sebagai upaya melibatkan kaum milenial untuk terjun langsung mengembangkan usaha budi daya udang. Model tambak ini diyakini cocok untuk generasi milenial dalam hal kepraktisannya untuk berbudidaya saat ini.

  1. Marak Daerah Tawarkan Diri Jadi Kawasan Penyangga Pangan IKN

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur tentu harus dirumuskan secara matang dalam berbagai aspek termasuk kawasan penyangga pangan yang harus ditetapkan lokasinya.

Tak heran jika belakangan ramai tawaran dari berbagai kabupaten yang cukup berdekatan dengan lokasi IKN Nusantara untuk dijadikan kawasan penyangga pangannya.

Pada dasarnya, berbagai tawaran itu baik adanya karena bisa memastikan bahwa areal pertanian dan sentra produksi pangan yang ditetapkan tidak terancam alih fungsi lahan pertanian pada masa datang.

Salah satu yang agresif menawarkan diri adalah Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah yang mengklaim telah mendatangkan tim pemerintah pusat untuk meninjau lokasi lahannya.

Selain Donggala, ada pula Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang mengusulkan hortikutura estate. Sementara itu, Kalimantan Selatan juga siap dengan pertanian lahan basah dan peternakannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper