Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejak Bandara Bali Dibuka, 1.600 Turis dari Lima Negara Datang ke Indonesia

Luhut B. Pandjaitan menuturkan sejak pembukaan Bali bagi wisatawan mancanegara, sudah lebih dari 1.600 wisatawan mancanegara yang datang ke Bali.
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak lebih dari 1.600 wisatawan mancanegara datang ke Bali sejak dibuka sebagai salah satu pintu perjalanan internasional.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyampaikan pembukaan Bali dalam menerima kedatangan wisatawan mancanegara telah berjalan lancar.

Menko Luhut yang juga sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali menuturkan sejak pembukaan Bali bagi wisatawan mancanegara, sudah lebih dari 1.600 wisatawan mancanegara yang datang ke Bali.

Menurutnya, lebih dari 50 persen di antaranya memilih untuk melakukan karantina bubble. Selain itu, sebagian besar wisman memilih hotel bubble dengan rata-rata harga kamar per malamnya mencapai Rp3 juta.

“Rusia, Australia, Prancis, Amerika, serta Belanda mendominasi wisman yang datang ke Bali,” ujarnya, Minggu (28/2/2022)

Untuk pembukaan tahap berikutnya, Luhut menyampaikan akan menambah hotel bubble menjadi 17 hotel dan hotel karantina umum (di kamar) ditambah sebanyak 41. Perbaikan lainnya akan dilakukan dengan mencakup pemesanan melalui online travel agent, ketersediaan kamar isolasi, mekanisme penjemputan di bandara, dan kemudahan e-visa.

Sejauh ini, perihal kebijakan transisi dari pandemi Covid-19, Luhut mengatakan bakal diterapkan secara bertahap. Selain itu, perlu juga disiapkan peta jalan untuk mempersiapkan normalisasi aktivitas masyarakat melalui kebijakan pengendalian virus Covid-19 dengan target agar tingkat hospitalisasi dan kematian tetap pada level yang rendah.

Untuk itu, pemerintah akan melakukan berbagai langkah awal diantaranya peningkatan cakupan dosis vaksinasi kedua dan juga booster, peningkatan kapasitas active case surveillance, testing dan tracing hingga jaminan akan fasilitas respons kesehatan yang mumpuni.

“Semua kebijakan dalam proses transisi yang akan kita lalui bersama tentunya tidak dapat dilakukan secara terburu-buru dan hanya mengikuti trend yang ada. Mencapai situasi mendekati normal memerlukan pula cara pandang hidup dan kondisi yang baru. Tentunya ini hal yang perlu disiapkan oleh pemerintah dan juga masyarakat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper