Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai industri manufaktur masih memerlukan dukungan insentif meski pemulihan ekonomi memasuki tahap lanjutan pada tahun ini.
Bobby Gafur Umar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri mengatakan hal itu khususnya di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global di kuartal pertama tahun ini. Bobby mendukung perluasan insentif harga gas bumi tertentu sebesar US$6 per MMBTU yang saat ini dinikmati oleh tujuh sektor industri.
"Sandaran dari manufaktur yang sekarang sudah jalan baik, pertama alokasi [harga] gas [bumi tertentu] untuk industri harus tetap dipertahankan dan bahkan diperluas," kata Bobby kepada Bisnis, Jumat (18/2/2022).
Bobby melanjutkan, biaya energi menjadi salah satu yang krusial untuk kelangsungan industri, terutama di tengah ancaman inflasi yang tinggi di negara-negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan China. Hal itu menyebabkan harga bahan baku melambung dan menjadi tekanan bagi pelaku industri di dalam negeri.
Kepastian harga dan pasokan energi, lanjutnya, dapat mengurangi tekanan-tekanan akibat ketidakpastian global saat ini.
"Kemarin ada ancaman invasi Rusia di Ukraina, dollar jadi naik, masih banyak ketidakpastian," lanjutnya.
Baca Juga
Selain itu, Bobby juga mendorong optimalisasi proyek-proyek pemerintah terutama di bidang infrastruktur untuk masuk ke sektor-sektor industri penunjang. Peluang lain yang bisa dimanfaatkan adalah momentum presidensi G20 untuk menarik investasi, dan tumbuhnya pasar baru dari tren pembangunan berkelanjutan berbasis perubahan iklim.
"Banyak program baru terkait transisi energi, itu akan ada pasar baru di sektor penunjang, baik untuk konstruksi sampai investasinya di sektor energi, kami berharap itu bisa jadi pendorong," ujarnya.