Bisnis.com, JAKARTA – Pemberian insentif dari pemerintah berupa penambahan bagian atau split untuk sejumlah wilayah kerja (WK) yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero) dinilai menjadi salah satu acuan bahwa pemerintah lebih ramah kepada investor di sektor hulu minyak dan gas bumi.
Pendiri Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan bahwa sebagian besar lapangan migas di Indonesia telah memasuki kategori lapangan tua. Untuk itu, diperlukan insentif agar bisa mendorong aktivitas eksplorasi dan produksi.
“Memberi sinyal bahwa iklim investasi hulu migas kita lebih investor friendly ke depannya,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (11/2/2022).
Menurutnya, tambahan split untuk PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga dapat memperbaiki keekonomian lapangan tersebut. Dengan tingkat keekonomian yang lebih baik, diharapkan akan mendorong belanja investasi.
Pri Agung menambahkan, membaiknya keekonomian lapangan migas juga dapat mendorong aktivitas eksplorasi dan produksi migas nasional. Harapannya, cadangan dan produksi migas dari lapangan yang telah tua juga ikut terdongkrak.
“Meningkatnya investasi dan aktivitas juga akan memberikan tambahan multiplier effect yang lebih besar terhadap perekonomian secara keseluruhan, baik skala nasional, daerah, maupun di sekitar wilayah operasi,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan, peningkatan program pengeboran sumur oleh PT Pertamina Hulu Mahakam dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga masih dalam tahap pembahasan oleh bidang perencanaan.
“Masih sedang dikerjakan, [insentif] pasti akan mendongkrak produksi, karena akan menambah program pemboran dan workover atau well services,” ujarnya.