Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara global mencetak rekor tertinggi sepanjang 2022, mencapai US$236 per metrik ton. Seiring dengan itu, Kementerian ESDM menetapkan harga batu bara acuan (HBA) Februari 2022 sebesar US$188,38 per metrik ton.
Bursa ICE Newcastle mencatat harga batu bara untuk kontrak Februari 2022 sebesar US$236 per metrik ton pada Senin (7/3/2022). Angka itu naik 8,70 poin dari perdagangan pekan sebelumnya, yakni US$227,30 per metrik ton.
Selain itu, batu bara untuk kontrak Maret 2022 turut mengalami lonjakan, dengan diperdagangkan pada level US$216 per metrik ton, atau menguat 9,40 poin. Sementara itu, untuk kontrak April 2022, batu bara menguat 4 poin dari perdagangan sebelumnya, menjadi US$193,60 per metrik ton.
Adapun, pada 2021, perdagangan komoditas itu sempat mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pada level US$272,5 per metrik ton di 5 Oktober 2021.
Tradingeconomic menyebutkan bahwa terkereknya harga emas hitam dipicu oleh krisis energi internasional dan terus berlanjutnya kekurangan pasokan batu bara.
Meski Indonesia telah membuka kembali izin ekspor, namun persetujuan hanya diberi kepada perusahaan yang telah memenuhi ketentuan domestic market obligation (DMO).
Prancis yang diketahui telah berkomitmen menghentikan pendanaan bagi pembangkit berbasis batu bara pun mulai kembali memberi izin produsen listrik menggunakan lebih banyak komoditas tersebut selama Januari dan Februari tahun ini. Negara itu berdalih kebijakan tersebut untuk memastikan pasokan listrik aman.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) mencapai US$188,38 per metrik ton pada Februari 2022. Angka itu melonjak US$29,88 per metrik ton dibandingkan dengan Januari 2022, yaitu US$158,50 per ton.
“Kenaikan HBA Februari 2022 disebabkan oleh tingginya permintaan komoditas batu bara global,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Selasa (8/2/2022).
Dia menjelaskan bahwa faktor lain yang memengaruhi kenaikan HBA adalah kendala pasokan gas alam di Eropa. Sebagian besar negara-negara Eropa beralih ke batu bara demi memenuhi pembangkit listrik.