Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Meroket, Harga Batu Bara Acuan Februari 2022 Ditetapkan Jadi US$188,38

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) mencapai US$188,38 per metrik ton pada Februari 2022. Angka tersebut melonjak US$29,88 per metrik ton dibandingkan dengan Januari, yaitu US$158,50 per ton.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) mencapai US$188,38 per metrik ton pada Februari 2022. Angka tersebut melonjak US$29,88 per metrik ton dibandingkan dengan Januari, yaitu US$158,50 per ton.

“Kenaikan HBA Februari 2022 disebabkan oleh tingginya permintaan komoditas batu bara global," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Selasa (8/2/2022).

Dia menjelaskan bahwa faktor lain yang memengaruhi kenaikan HBA adalah kendala pasokan gas alam di Eropa. Sebagian besar negara-negara Eropa beralih ke batu bara demi memenuhi pembangkit listrik.

Memanasnya angka HBA juga tidak lepas dari keputusan pemerintah yang sempat melarang ekspor batu bara selama Januari 2022.

Kebijakan itu diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah pun kemudian mencabut larangan itu bagi perusahaan yang tercatat sudah mematuhi ketentuan DMO pada 31 Januari 2022.

Untuk diketahui, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 persen, total sulphur 0,8 persen, dan ash 15 persen.

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama 1 bulan pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Di samping itu, Agung menerangkan dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA, yaitu supply dan demand.

Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain, seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara itu, untuk faktor demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper