Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) optimistis dapat menjaga keandalan suplai listrik ke pelanggannya karena pemenuhan pasokan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) telah sesuai rencana.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pasokan batu bara di 17 pembangkit yang sebelumnya dalam kondisi kritis, saat ini telah mencapai rata-rata 15 hari operasi (HOP).
“Kondisi sistem kelistrikan di seluruh Indonesia dalam kondisi cukup,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat (4/2/2022).
Darmawan menjelaskan, dukungan pemerintah dan seluruh stakeholders membuat suplai batu bara ke pembangkit mampu terpenuhi sesuai rencana.
Dia pun berjanji akan berupaya maksimal menjaga pasokan batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik melalui pengamanan berlapis.
“PLN telah melakukan perubahan paradigma dalam monitoring dan pengendalian pasokan batu bara, yang semula berfokus pada pengawasan di titik bongkar menjadi berfokus di titik muat,” ujarnya.
Baca Juga
Menurutnya, saat ini PLN dapat melakukan deteksi dini dan melakukan corrective action jika terdapat potensi kegagalan pasokan karena ketersediaan batu bara dan armada angkutan. Dengan begitu, kepastian pasokan batu bara untuk pembangkit listrik akan lebih terjaga.
Langkah pengawasan yang dilakukan PLN, kata dia, tak hanya melalui pengecekan fisik di lapangan tetapi juga dengan integrasi sistem monitoring digital antara sistem PLN dan sistem di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM.
Sistem tersebut memberikan informasi target bongkar dan terintegrasi dengan sistem di Ditjen Minerba Kementerian ESDM yang mencatat realisasi bongkar dari setiap pemasok.
Dari sistem pemantauan itu, lanjutnya, PLN bisa mengetahui kebutuhan batu bara hingga beberapa waktu ke depan. Di satu sisi, perseroan juga melakukan reformasi kontrak untuk memastikan pasokan batu bara aman.
Selain itu, PLN juga memperbaiki mekanisme perjanjian, yaitu kontrak yang semula bersifat fleksibel jangka pendek diubah menjadi kontrak yang lebih tegas dan jangka panjang, serta dilakukan langsung dengan pemilik tambang yang memiliki kredibilitas dengan kualitas dan volume batu bara yang dibutuhkan pembangkit listrik.
Tak kalah penting, perseroan juga terus meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dengan para pengusaha kapal melalui Indonesian National Shipowners Association (INSA).
Langkah tersebut dilakukan secara intens untuk memastikan realisasi pasokan batu bara, termasuk penugasan dari Kementerian ESDM dapat terlaksana dan terkirim sesuai jadwal yang dibutuhkan.