Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) akan memulai tahap tender pengadaan program dedieselisasi konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi non-BBM tahap pertama.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Eby Haryadi mengatakan bahwa pada tahap pertama, perseroan akan mengumumkan program konversi dari PLTD menjadi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan baterai.
Secara kapasitas daya, PLN akan mengonversi PLTD dengan total 265 megawatt (MW) menjadi PLTS + baterai dengan total 660 MW. Adapun, PLTD yang dipilih pada sistem isolated dengan mempertimbangkan variable cost dari BBM yang lebih tinggi dari PLTS dengan baterai.
“Dalam 1–2 minggu ke depan akan kami lakukan pengumuman pengadaannya,” katanya saat webinar, Senin (7/2/2022).
Selain itu, pada tahap kedua rencananya perusahan setrum akan mengonversi sekitar 2 gigawatt (GW) PLTD secara bertahap.
Pembangkit tersebut nantinya akan diganti dengan PLTS maupun pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Strategi lainnya adalah melakukan interkoneksi dengan transmisi besar hingga 2026.
Hingga kini, setidaknya terdapat sekitar 5.200 unit mesin pembangkit diesel yang tersebar di 2.130 lokasi di seluruh Indonesia. Untuk merealisasikan program tersebut, PLN rencananya akan membagi menjadi tiga inisiatif utama.
Pertama, PLTD menjadi EBT + baterai pada lokasi-lokasi remote dengan kapasitas PLTD kecil sampai dengan 5 MW. Kedua, PLTD memakai gas dengan program gasifikasi pada lokasi remote dengan kapasitas PLTD besar sampai dengan lebih dari 5 MW.
Inisiatif ketiga adalah PLTD dikoneksikan pada sistem besar melalui interkoneksi menggunakan jaringan transmisi.
Sebelumnya, pemerintah telah membidik konversi PLTD dengan pembangkit berbasis EBT dalam 10 tahun ke depan, sesuai RUPTL PLN 2021–2030. Pada tahap awal, program itu akan dilakukan di 200 lokasi.
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Harris Yahya mengatakan bahwa pemerintah akan mencoba mengganti energi diesel dengan tenaga surya maupun baterai.
“Sudah ada rencana yang kami akan coba lakukan di 200 lokasi PLTD. Kriterianya dari diesel yang tidak lagi efisien, serta konsumsi minyak yang tidak terlalu efisien lagi. Jadi kami ganti,” katanya saat webinar, Kamis (7/10/2021).
Konversi akan dilakukan pada unit pembangkit dengan usia lebih dari 15 tahun. Beberapa di antaranya berlokasi di sistem kelistrikan isolated, dan dengan konsumsi bahan bakar di atas 0,2738 liter/kWh.
Kriteria lainnya adalah PLTD yang belum beroperasi sepenuhnya selama 24 jam, serta pada pembangkit pada usia tua.