Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mengklaim tidak ada tren penurunan konsumsi liquefied petroleum gas (LPG) nonsubsidi sejak harganya naik di awal Januari 2022.
Irto Ginting, Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, mengatakan bahwa harga LPG yang dijual oleh perseroan masih cukup kompetitif jika dibandingkan dengan negara lain.
Dia pun memastikan tidak tidak ada tren penurunan konsumsi LPG nonsubsidi setelah perseroan menaikan harga jual produk Elpiji dan Bright Gas.
“Sejauh ini tidak ada perubahan [konsumsi LPG nonsubsidi] yang signifikan,” katanya kepada Bisnis, Senin (7/2/2022).
Dia menjelaskan, perseroan akan memastikan stok dan distribusi LPG berjalan dengan maksimal, dan melanjutkan edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan LPG yang tepat sasaran.
Sebelumnya, Irto menjelaskan, harga kontrak atau contract price Aramco (CPA) LPG terus meningkat sepanjang 2021, dan telah mencapai mencapai US$847 per metrik ton pada November 2021, atau naik 57 persen sejak Januari 2021.
Baca Juga
Menurutnya, kenaikan harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2014, sehingga membuat Pertamina mengambil keputusan untuk menaikkan harga jual LPG nonsubsidi.
Adapun, besaran penyesuaian harga LPG nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5 persen berkisar antara Rp1.600–Rp2.600 per kilogram. Perbedaan harga tersebut, katanya, untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan, serta menciptakan fairness harga antardaerah.
Dia menerangkan, penyesuaian harga LPG nonsubsidi terakhir dilakukan pada 2017. Adapun, kenaikan harga CPA pada November 2021 tercatat 74 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga yang ditetapkan untuk LPG nonsubsidi yang dijual pemerintah pada saat 4 tahun lalu.
Meski harganya naik, Irto juga memastikan bahwa harga jual LPG Pertamina saat ini masih kompetitif, yakni sekitar Rp 11.500 per kilogram per 3 November 2021 jika dibandingkan dengan Vietnam yang sekitar Rp23.000 per kilogram, Filipina Rp26.000 per kilogram, dan Singapura Rp31.000 per kilogram.