Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak tiga sektor industri pengolahan non migas masih mencatatkan kontraksi pada tahun lalu. Ketiganya antara lain tekstil dan pakaian jadi, pengolahan tembakau, dan industri barang logam, komputer, barang elekronik, optik, dan peralatan listrik.
Industri tekstil dan pakaian jadi mencatatkan kontraksi 4,08 persen sepanjang tahun lalu, meski tumbuh 5,94 persen pada kuartal IV/2021.
"Dimana pada triwulan empat ini [industri tekstil dan pakaian jadi] tumbuh 5,94 persen. Ini disebabkan permintaan domestik dan luar negeri juga meningkat," kata Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono, Senin (7/2/2022).
Sementara itu, industri pengolahan tembakau tumbuh -1,32 persen dan industri barang elektronik terkontraksi 1,62 persen sepanjang tahun lalu.
Secara keseluruhan, industri pengolahan tumbuh 3,39 persen pada 2021. Spesifik pada industri pengolahan non migas, pertumbuhannya tercatat 3,67 persen. Angka tersebut berada sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,69 persen sepanjang 2021.
Pertumbuhan tertinggi dicatatkan industri alat angkutan sebesar 17,82 persen, diikuti industri logam dasar 11,50 persen, dan industri mesin dan perlengkapan 11,43 persen.
Baca Juga
Adapun, industri kimia, farmasi, obat tradisional tumbuh 9,61 persen, sedangkan industri makanan dan minuman naik 2,54 persen.
Sementara itu, industri manufaktur tetap menjadi kontributor terbesar produk domestik bruto nasional sebesar 18,80 persen pada kuartal IV/2021. Diikuti kemudian oleh sektor perdagangan 12,71 persen, pertanian 11,39 persen, konstruksi 10,48 persen, dan pertambangan 10,43 persen.