Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai sektor industri berada pada jalur pemulihan yang ditunjukkan sejumlah indikator makro. Salah satunya, purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia yang pada bulan lalu tercatat 53,7.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Bobby Gafur Umar mengatakan dengan capaian vaksinasi Covid-19 dosis kedua di atas 60 persen dan dosis booster yang sudah mulai terdistribusi, ancaman penyebaran galur Omicron bisa ditanggulangi. Terlebih, angka kematian masih terkendali meski jumlah lonjakan kasus cukup tinggi.
"Yang penting mobilitasnya tinggi, kemudian consumer index-nya juga tinggi di atas 100, inflasi rendah. Semua memperlihatkan bahwa industri on the right track," kata Bobby kepada Bisnis, Rabu (2/2/2022).
Jalur pemulihan manufaktur, lanjut Bobby, juga didukung upaya pemerintah untuk penghiliran industri terutama di sektor yang berbasis sumber daya alam. Pembangunan kawasan industri untuk mendorong klaster-klaster pertumbuhan baru juga sejalan dengan tujuan tersebut.
Sementara itu, hal yang menjadi tantangan ke depan bagi industri adalah lonjakan inflasi terutama pada biaya pengapalan dan bahan baku akibat ketidakseimbangan suplai dan permintaan selama pandemi.
Pada industri yang lahap energi, kenaikan harga batu bara juga berpotensi menahan pertumbuhan. Hal-hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah agar pemulihan tetap berada di jalurnya.
Baca Juga
"Tentu produk-produk akan jadi mahal. Ini akan lebih besar dampaknya daripada Omicron," kata Bobby.
Sebelumnya, purchasing managers's index (PMI) manufaktur Indonesia mencatatkan angka ekspansif 53,7 pada bulan pertama tahun ini, naik tipis dari posisi Desember 2021 sebesar 53,5.
Menurut IHS Markit, angka tersebut mewakili perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama lima bulan berturut-turut, dengan tingkat pemulihan terkuat sejak November 2021.
Kondisi permintaan secara umum menguat, sebagian karena kenaikan penjualan asing yang mendukung peningkatan lebih tajam pada output manufaktur. Hal ini kemudian mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan kenaikan tipis pada ketenagakerjaan.