Bisnis.com, JAKARTA - Rumah.com memproyeksikan pasar properti di Jabodetabek tetap akan diminati dan tak menurun meskipun Ibu Kota Negara (IKN) akan pindah ke Kalimantan Timur.
Untuk diketahui, pemerintah secara resmi telah memutuskan untuk memindahkan IKN dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur seiring dengan pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) IKN menjadi UU IKN beberapa waktu lalu. Sesuai UU IKN tersebut pemindahan status ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur akan dilakukan pada Semester I 2024.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan pasar properti di wilayah Jabodetabek tidak lantas menurun karena ibu kota yang pindah ke Kaltim.
Terlebih pemindahan ibukota akan dilakukan secara bertahap di mana untuk tahap awal akan fokus pada sektor pemerintahan sehingga dampak terhadap bisnis properti di Jabodetabek tidak akan terjadi seketika.
“Bisnis properti di wilayah Jabodetabek tetap akan memiliki potensi yang besar karena fungsinya sebagai pusat bisnis dan komersial. Hal ini menjadikan wilayah Jabodetabek sebagai lokasi tujuan investasi dan industri karena dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah matang. Sehingga kebutuhan properti residensial di Jabodetabek masih sangat tinggi," ujarnya dalam laporan, Minggu (30/1/2022).
Masih tingginya kebutuhan properti residensial di wilayah Jabodetabek ini sebagaimana terlihat dari data Rumah.com Indonesia Property Market Index Kuartal IV/2021 di mana kenaikan harga tertinggi masih terjadi di tiga provinsi yang masuk area Jabodetabek, yakni Banten (3,07 persen), Jawa Barat (2,30 persen), dan DKI Jakarta (1,81 persen).
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 600.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.