Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mengungkapkan sektor properti rumah tapak tetap bertahan di tahun ini yang melanjutkan pertumbuhan positif dari kuartal IV/2021.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengatakan penjualan rumah tapak melanjutkan peningkatkan dari 2020, dimana minat pasar pada rumah tapak teruji masih cukup tinggi.
Adapun pada semester II/2021 terdapat penambahan launching baru 6.800 per meter persegi. Rerata kumulatif tingkat penjualan mencapai 89 persen, naik dari periode 2020 yang berada di level 72 persen.
"Hal ini terbukti dari para pengembang yang mengeluarkan produk baru tetap mendapatkan respon positif dari pasar," ujarnya dalam virtual press briefing, Rabu (26/1/2022)
Respon positif dari pasar ini dikarenakan permintaan yang didominasi oleh pengguna akhir atau end users. Faktor-faktor yang dipertimbangkan di mana salah satunya keterjangkauan harga yang membuat sektor ini tetap memiliki performa yang baik.
Dilihat dari sisi keterjangkauan harga, lanjutnya, hampir 70 persen produk yang terjual pada semester II/2021 memiliki harga di bawah Rp1,3 miliar.
"Dengan program pemerintah insentif PPN dan relaksasi LTV [loan to value], disertai promosi dan penawaran cara bayar yang fleksibel, serta kemudahan lainnya ini mendorong tingginya minat rumah tapak," tuturnya.
Selain keterjangkaun harga, faktor reputasi pengembang, komitmen, fasilitas dan aksesbilitas yang baik menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk rumah tapak.
"Melihat permintaan yang cukup tinggi tersebut maka pengembang akan terus aktif meluncurkan produk baru, dan beberapa kawasan perumahan yang sebelumnya tidak aktif pun ikut berkontribusi dalam memasarkan produk-produk mereka. Di semester II/2022, ada perumahan yang diluncurkan di wilayah Bogor yang juga banyak peminatnya," ucapnya.
Kelanjutan insentif PPN di tahun ini diharapkan dapat menjaga sentimen positif di sektor perumahan tapak. Yunus menambahkan untuk rumah tapak menengah ke bawah ini memang sangat sehat penjualannya karena harganya bisa terjangkau konsumen. Untuk rumah tapak mewah dan menengah ke atas, di beberapa proyek tetep mendapatkan respon yang positif.
"Kami lihat responnya cukup merata untuk rumah tapak mewah dan kelas menengah. Prospek di 2022 ini diharapkan tetap berjalan dan menjaga sentimen positif dari tahun sebelumnya," terangnya.
Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto menuturkan minat pasar terhadap rumah tapak terbukti masih cukup tinggi. Hal itu terlihat dari respon positif pasar terhadap produk-produk baru yang diluncurkan oleh pengembang.
Program pemerintah seperti insentif PPN dan relaksasi LTV, disertai dengan berbagai promosi dan penawaran cara pembayaran yang fleksibel oleh pengembang juga mendorong tingginya penjualan rumah tapak.
"Beberapa kawasan perumahan yang sebelumnya tidak aktif pun ikut berkontribusi dalam memasarkan produk-produk mereka. Kawasan perumahan dengan fasilitas lengkap dan sudah berkembang menjadi daya tarik pembeli. Kelanjutan insentif PPN untuk pasar properti diharapkan dapat meningkatkan sentimen positif disektor perumahan," tuturnya