Bisnis.com, JAKARTA – Kesepakatan penyesuaian batas wilayah ruang udara (Flight Information Region/FIR) antara Indonesia dengan Singapura dinilai bisa berdampak positif atas pandangan dunia penerbangan internasional terhadap penerbangan Indonesia.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan tercapainya persetujuan penyesuaian batas FIR antara Indonesia dengan Singapura merupakan langkah maju bagi pengembangan sektor penerbangan nasional Indonesia.
Perjanjian ini, sambungnya, merupakan langkah awal dan masih memerlukan ratifikasi di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Dia pun berharap semua stakeholder penerbangan nasional bersatu memberikan dukungan sehingga ratifikasi perjanjian dapat segera terealisasi.
“Dengan terjadinya perjanjian ini, dapat diartikan bahwa pandangan dunia penerbangan internasional terhadap pengelolaan ruang udara di wilayah Indonesia semakin baik. Hal ini diharapkan dapat mendorong maskapai-maskapai internasional untuk menambah penerbangan ke Indonesia sehingga konektivitas internasional dari Indonesia juga lebih kuat lagi,” ujarnya, Kamis (26/1/2022).
Di sisi lain, Denon juga memberikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo yang telah berhasil mengajak Singapura untuk melakukan penyesuaian FIR sesuai dengan prinsip negara kepulauan yang diatur dalam aturan Internasional.
Dia juga mengajak semua stakeholder penerbangan nasional untuk menjadikan hasil perjanjian ini sebagai momentum lebih mengembangkan penerbangan nasional yang selamat, aman, nyaman, dan sehat serta disegani oleh dunia.
Baca Juga
Sebelumnya, dalam white paper yang telah dibuat oleh INACA dan Universitas Padjajaran terkait penerbangan nasional selama dan pasca pandemi Covid-19, penerbangan nasional Indonesia akan mulai menggeliat pada tahun ini. Sebaiknya, penerbangan internasional diprediksi mulai rebound pada 2023.
Denon berharap dampak dari perjanjian ini akan membuat pemulihan penerbangan internasional di Indonesia makin semarak sehingga dapat ikut mempercepat pemulihan perekonomian nasional.
Senada, Komisi I DPR/RI mengharapkan pengalihan wilayah udara di Natuna dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kepercayaan dunia terhadap kemampuan Indonesia mengelola kedaulatannya.
Wakil Ketua Komisi I DPR/RI Abdul Kharis Almasyhari mengatakan tidak meragukan kemampuan pemerintah Indonesia dalam mengelola ruang udara di kepulauan Natuna. Dia juga menilai pengelolaan ruang udara perlu ditingkatkan lagi agar mendapat kepercayaan dari masyarakat internasional.
“Ini akan membawa posisi Indonesia semakin dipercaya di kancah internasional. Pengelolaan FIR ini akan memperkuat wilayah kedaulatan supaya bisa dijaga dengan baik dan tidak ada pelanggaran batas wilayah udara,” ujarnya.