Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) mencatat volume produksi pada 2021 naik 12,8 persen menjadi 1,24 juta ton dari capaian 2020 sebesar 1,1 juta ton.
Namun demikian, Ketua Umum AKLP Yustinus Gunawan mengatakan penjualan hanya mampu terkerek 4,2 persen terkendala masalah logistik dan kelangkaan kontainer. Hal itu juga berimbas pada turunnya komposisi ekspor yang semula 41 persen menjadi 36,5 persen.
"Komposisi ekspor turun 4,9 persen, dan rasio pasokan ke domestik menjadi 63,5 persen atau meningkat 10,2 persen," kata Yustinus kepada Bisnis, Selasa (25/1/2022).
Kapasitas terpasang kaca lembaran lokal tercatat mencapai 1,35 juta ton per tahun. Pada 2019 atau sebelum pandemi, produksi mencapai 1,12 juta ton dengan utilitas 83 persen. Pada 2020, produksi turun tipis menjadi 1,10 juta ton, dengan utilitas produksi hanya turun 2 persen saja.
Yustinus mengatakan harga gas bumi tertentu sebesar US$6 per MMBTU menjadi salah satu penopang industri pada 2020.
"Anjloknya utilitas pada awal 2020 dapat dikompensasi dengan digenjotnya ekspor menjadi 40 persen dan 60 persen untuk memenuhi permintaan domestik sebagai kewajiban utama dan pertama," jelasnya.
Pada tahun ini, Yustinus memproyeksikan pertumbuhan produksi hanya akan berada di kisaran 5 persen karena baseline yang tinggi pada 2021.
"Pertumbuhan pada 2022 dipatok 5 persen dengan asumsi kelangkaan kontainer mulai terpecahkan, HGBT terus berlanjut, tarif dasar listrik stabil," kata Yustinus.