Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TOP 5 News Bisnisindonesia.id:  Berkah Tambang Bagi Industri Alat Berat Hingga Tapak Ekspansi Ekspor Alas Kaki

Produksi industri alat berat nasional diproyeksikan memecahkan rekor pada 2022. Industri alat berat mencatatkan lonjakan produksi pada 2021 sebesar 96,67% menjadi 6.740 unit.
Industri alat berat diproyeksi mendapat berkah dari naiknya permintaan dari sektor pertambangan di tengah reli penguatan harga komoditas yang terus berlanjut.
Industri alat berat diproyeksi mendapat berkah dari naiknya permintaan dari sektor pertambangan di tengah reli penguatan harga komoditas yang terus berlanjut.

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi industri alat berat nasional diproyeksikan memecahkan rekor pada 2022, selaras dengan naiknya permintaan dari sektor pertambangan di tengah reli penguatan harga komoditas yang terus berlanjut. Industri alat berat mencatatkan lonjakan produksi pada 2021 sebesar 96,67% menjadi 6.740 unit.

Selain menyoroti proyeksi industri alat berat nasional pada tahun ini, redaksi bisnisindonesia.id juga menyajikan sejumlah berita ekonomi dan bisnis lainnya yang menarik dan disajikan secara analitik serta lebih mendalam.

Berikut lima berita pilihan redaksi bisnisindonesia.id untuk edisi Senin (24/1/2022)

1. BERKAH TAMBANG BAGI INDUSTRI ALAT BERAT

Lonjakan volume produksi terjadi setelah pada 2020 mengalami penurunan tajam 43,44% menjadi 3.427 unit.  Angka produksi alat berat pada tahun lalu sudah melampaui capaian 2019 sebelum pandemi sebesar 6.060 unit.

Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Jamaludin memperkirakan produksi alat berat pada 2022 lebih dari 9.000 unit. 

2. SAATNYA PACU EKSPOR BERNILAI TAMBAH

Kinerja perdagangan diyakini bakal melanjutkan tren positif 2021 pada tahun 2022 ini, menyusul komitmen pemerintah memacu penghiliran bahan tambang guna mengerek nilai ekspor nonmigas. 

Perbaikan ekspor Indonesia pada tahun lalu diharapkan menjadi momentum pemerintah untuk mempercepat proses penghiliran nasional agar nilai tambah ekspor kian terdongkrak.

Di sektor pertambangan, penghiliran nikel digadang-gadang dapat menjadi contoh peningkatan nilai ekspor komoditas nasional.

3. BBNI PERLUAS JANGKAUAN LEWAT BANK MAYORA

TOP 5 News Bisnisindonesia.id:  Berkah Tambang Bagi Industri Alat Berat Hingga Tapak Ekspansi Ekspor Alas Kaki

Mimpi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengembangkan bank digital bakal segera terwujud. Emiten berkode BBNI itu baru-baru ini mengumumkan rencana pengambilalihan saham PT Bank Mayora. 

Emiten bank pelat merah itu bakal mengambil alih saham Bank Mayora sebesar 63,92 persen. Langkah emiten pelat merah itu bukan langkah yang gegabah. 

Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI), Royke Tumilaar saat dikonfirmasi Bisnis, Minggu (23/1), mengatakan jangkauan kelompok bisnis yang dimiliki relasi Bank Mayora, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), menjadi salah satu pertimbangan aksi korporasi tersebut

Menurut Royke, Mayora Group merupakan korporasi yang besar dan memiliki reputasi yang cukup baik. BBNI berencana menjadikan Bank Mayora sebagai bank digital untuk mendukung digitalisasi dan layanan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. 

4. ARUS MODAL ASING DORONG LAJU LQ45

Indeks LQ45 melaju cukup kencang sejak awal tahun. Kinerja saham berkapitalisasi besar alias big caps dan derasnya aliran modal asing menjadi sejumlah faktor yang mendorong indeks LQ45 melesat.

Bahkan, kinerja indeks LQ45 lebih baik dari indeks harga saham gabungan (IHSG). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 21 Januari 2021, indeks LQ45 tumbuh 3,04% sejak awal tahun (year-to-date/YtD) ke level 959,76. Sementara itu, IHSG tumbuh 2,20% pada saat yang sama. 

Saham-saham dari sektor perbankan dan telekomunikasi menjadi penyokong utama laju indeks LQ45.

Pada urutan pertama ada PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang menjadi motor penggerak LQ45 dengan kenaikan 8,90% YtD menjadi Rp7.950.

5. TAPAK EKSPANSI EKSPOR ALAS KAKI

Kawasan Asia dan Afrika bakal menjadi fokus pelebaran pangsa pasar ekspor produk alas kaki Indonesia, seiring dengan peningkatan produksi di dalam negeri. Selama ini, industri alas kaki Indonesia menyasar negara tujuan tradisional seperti negara di Eropa, Amerika Serikat, dan negara anggota Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Merek sepatu lokal bisa didorong untuk meraup pangsa pasar ekspor misalnya ke Singapura dan Australia. Dua negara itu, dapat dibidik untuk peluang ekspor karena kesesuaian segmen konsumen dan produk yang ditawarkan.

Tantangan berekspansi ke pasar nontradisional adalah segmen yang berbeda di masing-masing negara. Ekspansi ke Afrika membutuhkan model berbeda dengan barang yang sama yang dijual ke Uni Eropa karena tingkat daya beli yang tidak sama.  Hal yang sama berlaku untuk pasar dalam negeri yang tidak sesuai jika dimasuki barang-barang ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper