Bisnis.com, JAKARTA – Subholding Upstream Pertamina Hulu Energi menyatakan bahwa kondisi pandemi Covid-19 dan penurunan produksi secara alamiah membuat sejumlah wilayah kerja (WK) yang dioperatori perusahaan tidak dapat mencapai target di sepanjang 2021.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita menuturkan, pihaknya terus melakukan mitigasi yang diperlukan dengan melakukan operational excellence agar dapat berkinerja unggul untuk mendukung ketahanan energi nasional dan berkontribusi optimal dalam pencapaian target produksi nasional 1 Juta barel minyak per hari, serta 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).
“Kondisi pandemic Covid-19, tingkat penurunan produksi alamiah, serta tantangan operasional yang semakin kompleks menjadi tantangan tersendiri terhadap kinerja produksi dan lifting migas secara keseluruhan di setiap lapangan,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Kamis (20/1/2022).
Wilayah kerja (WK) Mahakam dan Sangasanga yang produksinya melebihi target di tahun lalu, kata dia, terbantu dengan adanya paket insentif yang diberikan pemerintah, serta integrasi yang dilakukan antar-WK tersebut.
Dia menjelaskan, di WK Mahakam telah dilaksanakan program optimasi well intervention locomotive-8, yang mampu menjaga level produksi migas Blok Mahakam sesuai target dengan biaya operasi yang lebih rendah melalui metode leaning, redesign, kolaborasi, dan kinerja keselamatan yang tinggi.
Di samping itu, perusahaan juga mengimplementasikan borderless operation, sehingga menjadi salah satu faktor positif bagi WK Mahakam dan Sangasanga yang wilayahnya berdekatan.
Baca Juga
Dengan demikian, pengembangan dan integrasi antar-WK di seluruh Kalimantan Timur dapat meningkatkan potensi cadangan yang dapat diproduksikan.
“Selain itu, persetujuan insentif oleh pemerintah juga turut mendorong investasi lebih besar yang diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi migas di WK tersebut,” jelasnya.
Sekadar informasi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, kontraktor yang tidak mencapai target lifting pada tahun lalu sebagian besar merupakan bagian dari Pertamina group.
Adapun, kontraktor tersebut adalah PT Pertamina Hulu Rokan yang hanya mencapai 160.747 barel minyak per hari (barrel oil per day/bopd) atau 97,4 persen dari target 2021 sebesar 165.000 bopd, dan PT Pertamina EP dengan realisasi 71.421 bopd atau 84 persen dari target 2021 sebanyak 85.000 bopd.
Kemudian, Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd yang mencatatkan realisasi 27.138 bopd, atau 96,9 persen dari target 28.000 bopd sepanjang 2021.
Lebih lanjut, kontraktor Pertamina lainnya yang tak mencapai target adalah PT Pertamina Hulu Energi Oses yang mencatatkan realisasi lifting minyak 24.346 bopd atau 90,2 persen dari target sebesar 27.000 bopd.
Selanjutnya, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan realisasi lifting 9.294 bopd atau 88,5 persen dari target 10.500 bopd, dan BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina yang mencatatkan realisasi 8.538 bopd atau hanya 94,9 persen dari target sebesar 9.000 bopd.
Untuk capaian lifting gas bumi, ada lima dari 15 kontraktor besar yang tidak mencapai target, dan dua kontraktor di antaranya berasal dari Pertamina group, yakni PT Pertamina EP dengan realisasi lifting gas bumi sebesar 680 MMscfd atau 97,1 persen dari target 700 MMscfd, dan PT PHE Jambi Merang dengan realisasi 92 MMscfd atau 96,5 persen dari target 95 MMscfd.