Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Air Minum Kemasan Diproyeksi Tumbuh 5 Persen Tahun 2022

Industri air minum dalam kemasan (AMDK) diperkirakan tumbuh 5 persen dengan asumsi optimistis tidak terjadi gelombang baru pandemi Covid-19 yang menyebabkan pengetatan kegiatan masyarakat.
Konsumen di satu gerai supermarket di Purwokerto, Minggu (28/7). /Bisnis.com
Konsumen di satu gerai supermarket di Purwokerto, Minggu (28/7). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Produksi air minum dalam kemasan (AMDK) pada tahun ini ditargetkan tumbuh 5 persen menjadi 32,41 miliar liter, dari proyeksi realisasi pada 2021 sebesar 30,87 miliar liter.

Ketua Umum Asosiasi Industri Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat mengatakan hal itu dengan asumsi optimistis tidak terjadi gelombang baru pandemi yang menyebabkan pengetatan kegiatan masyarakat.

Tahun ini Rachmat berharap dapat memaksimalkan momentum Ramadan dan Lebaran setelah dua tahun berturut-turut tersandung larangan mudik.

"Pada situasi normal, libur Ramadan dan Lebaran dibandingkan dengan bulan sebelumnya bisa tumbuh 15 persen, dan itu menjadi booster utama untuk pertumbuhan sampai satu tahun," katanya kepada Bisnis, Rabu (12/1/2022).

Air minum dalam galon guna ulang (GGU) masih akan menjadi kontributor terbesar yakni 70 persen, sedangkan sisanya produk air minum botol dan gelas.

Adapun, pertumbuhan penjualan diproyeksikan pada angka 7 persen hingga 8 persen, mendekati tingkat sebelum pandemi yang berkisar 8 persen hingga 9 persen.  

Tantangan utama untuk pertumbuhan industri pada tahun ini masih berkisar pada permintaan yang belum sepenuhnya pulih, karena pendapatan konsumen yang berkurang atau bahkan hilang. Sedangkan dari sisi produksi, wacana kenaikan harga energi diperkirakan akan memberikan tekanan signifikan.
Selain kenaikan tarif dasar listrik, penghapusan bahan bakar minyak (BBM) Premium dan Pertalite juga dinilai akan menaikkan ongkos logistik.

"Kami tentu melalui lintas asosiasi terus komunikasi ke pemerintah untuk tidak melakukan kenaikan. Lalu kami juga melakukan berbagai efisiensi," ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper