Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) memperkirakan pertumbuhan produksi pada tahun depan belum akan sepenuhnya pulih, meski ditaksir mendekati angka 2019.
Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat mengatakan dengan asumsi pemulihan ekonomi nasional berjalan mulus dan tidak ada kebijakan yang kontraproduktif, pertumbuhan industri diproyeksikan 7 persen pada 2022. Angka itu mendekati pertumbuhan sebelum pandemi yang berkisar 8-9 persen.
"Kami bisa tumbuh lebih baik lagi, mungkin bisa 7 persen di tahun depan, meskipun belum tahu bisa tidak mengejar pertumbuhan sebelumnya yang 8-9 persen," katanya kepada Bisnis, Kamis (23/12/2021).
Tahun lalu, industri air minum dalam kemasan (AMDK) mengalami perlambatan pertumbuhan dengan hanya berekspansi 1 persen saja menjadi 29,4 miliar liter. Dengan proyeksi pertumbuhan 4-5 persen tahun ini, produksi 2021 diperkirakan akan mencapai 30,87 miliar liter.
Dengan kondisi pandemi yang semakin terkendali, aktivitas masyarakat juga akan lebih leluasa sehingga mendorong geliat ekonomi. Ketika aktivitas di luar rumah kembali ke kondisi normal, maka perbaikan permintaan AMDK akan terjadi.
"Dan harapan kami ekonomi bisa balik, yang tadinya kehilangan pendapatan, karena ada investasi, akan kembali bekerja, mendorong pertumbuhan permintaan dan itu akan mendorong pertumbuhan AMDK," ujarnya.
Baca Juga
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman sebelumnya mengatakan pembatalan PPKM level 3 serentak menjadi katalis positif bagi pertumbuhan industri pada kuartal terakhir tahun ini.
Khusus untuk industri minuman, Adhi mengatakan sudah ada perbaikan permintaan khususnya setelah pelonggaran pergerakan masyarakat dan melandainya aksus Covid-19.
"Minuman sudah positif, di kuartal tiga ini hampir semua positif, termasuk AMDK, September ini saya lihat laporan ritel positif semua," kata Adhi.
Mempertimbangkan pertumbuhan pada kuartal ketiga, Adhi optimistis pertumbuhan industri minuman bisa menyentuh angka di atas 4 persen. Adapun untuk industri makanan minuman secara keseluruhan, Gapmmi memproyeksikan pertumbuhan hingga 7 persen tahun depan.
"Saya pikir tahun depan bisa 5-7 persen, mungkin menuju ke 7 persen," ujarnya.