Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan Harga, Industri Butuh Bantuan Negara dalam Hal Ini

Dengan target pertumbuhan industri 4,5–5 persen pada tahun ini, dukungan pemerintah terhadap industri juga harus menyesuaikan.
Suasana di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate. /Pelindo 1
Suasana di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate. /Pelindo 1

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggarisbawahi pentingnya pemerintah memberikan dukungan terhadap perbaikan efisiensi di tengah tekanan harga pada industri manufaktur yang masih terus berlanjut.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta W Kamdani mengatakan selain karena adanya kenaikan biaya energi dan bahan baku, dukungan terhadap efisiensi diperlukan mengingat kondisi daya beli masyarakat yang belum pulih dan tidak stabil.

Dengan target pertumbuhan industri 4,5–5 persen pada tahun ini, dukungan pemerintah terhadap industri juga harus menyesuaikan.

"Kalau tidak ada peningkatan efisiensi biaya produksi, industri nasional tidak bisa meningkatkan kinerja dengan maksimal karena beban operasional yang lebih tinggi atau penurunan demand pasar akibat inflasi yang lebih tinggi," kata Shinta kepada Bisnis, Senin (3/1/2022).

Selain itu, biaya-biaya usaha pokok industri nasional di beberapa aspek juga masih merupakan yang termahal di Asean. Shinta berharap dukungan tersebut bisa dilakukan dengan reformasi-reformasi struktural terhadap iklim usaha sehingga biaya-biaya dapat ditekan untuk mendongkrak kinerja.

Selain itu, Kadin juga mendorong pemerintah untuk fokus pada fasilitasi peningkatan kualitas produk manufaktur dan pembenahan rantai pasok dalam negeri yang tidak berkesinambungan. Hal lain yang perlu dipercepat yakni ratifikasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), serta sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas untuk UMKM.

"Itu untuk memastikan pelaku usaha manufaktur nasional tetap bisa memaksimalkan kinerja dengan memanfaatkan pasar ekspor bila demand pasar domestik belum cukup suportif," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper