Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jagung dan Telur Stabil Tinggi, Kemendag Ogah Intervensi

Kementerian Perdagangan belum berencana melakukan intervensi terkait tingginya harga jagung pakan dan komoditas peternakan unggas.
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan memutuskan tidak mengambil kebijakan intervensi lebih jauh dalam menghadapi perkembangan harga jagung pakan dan komoditas peternakan unggas.

Harga yang merangkak naik pada pengujung tahun dinilai sebagai momentum bagi petani dan peternak menikmati harga yang lebih baik

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim menjelaskan kebijakan penyediaan stok jagung sejauh ini ditempuh dengan penugasan kepada Perum Bulog untuk menyerap 30.000 ton jagung lokal yang nantinya dijual seharga Rp4.500 per kg untuk peternak ayam layer.

Dia tidak memungkiri pasokan jagung murah tersebut tidak banyak berdampak pada harga di pasaran yang kini telah menyentuh Rp5.849 per kg. Namun diharapkan bisa mengoptimasi keuntungan peternak.

“Dampak 30.000 ton itu ke pasar memang tidak ada karena sifatnya lebih untuk meringkankan beban peternak yang beberapa bulan lalu produk telurnya tidak terserap selama pembatasan, padahal biaya produksi sudah tinggi,” kata Isy, Senin (27/12/2021).

Isy mengatakan serapan jagung lokal oleh Perum Bulog telah melampaui 90 persen dan telah didistribusikan ke kelompok peternak di sejumlah daerah. Pasokan jagung ini diharapkan bisa menjaga margin keuntungan peternak setelah mengalami kerugian hampir sepanjang tahun akibat rendahnya permintaan.

“Untuk momen Natal dan Tahun Baru ini kami biarkan dulu karena peternak sudah lama menderita kerugian. Setelah Nataru akan kami tata kembali,” lanjutnya.

Menghadapi risiko pasokan jagung pakan yang terbatas sebelum masa panen raya, Isy mengatakan pemerintah belum membahas rencana impor karena mempertimbangkan stok di dalam negeri. Keputusan impor sendiri harus dibahas dalam rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga dan tetap memperhatikan kondisi harga internasional.

“Harga biji-bijian internasional mulai melandai, meski di jagung ada kecenderungan harga tetap tinggi sampai Maret 2022 karena kondisi panen di negara produsen. Namun impor sendiri belum dibahas karena banyak pertimbangan,” tambahnya.

Menurut Isy, stok jagung masih tersedia, tetapi tersebar di pengepul dan pedagang. Adapun harga jagung lokal yang telah berada di atas harga acuan dinilainya turut dipengaruhi oleh harga internasional.

Harga jagung lokal telah berada di level Rp5.788 per kg pada Agustus 2021 dan sempat turun menjadi Rp5.700 per kg pada Oktober. Namun harga kembali naik menjadi Rp5.849 per kg pada November 2021.

“Pedagang ini mulai melihat harga internasional sebagai acuan. Mana kala belum turun, mereka akan tetap ikuti. Kalau kita paksa turun, dampaknya justru ke petani juga yang sedang menikmati harga yang bagus,” kata Isy.

Lebih lanjut, upaya pengawasan harga jagung dan telur di pasaran bakal ditempuh dengan memastikan margin harga antara produsen dan konsumen tidak terlalu besar. Dalam hal ini, Isy mengatakan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag turut mengawasi tidak ada aksi ambil untung besar di rantai pasok.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper