Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga telur ayam ras pada akhir tahun tidak terhindarkan imbas dari tingginya biaya pakan. Kalangan peternak ayam layer menilai intervensi pemerintah dalam penurunan biaya produksi masih kurang.
“Jika ingin telur murah, perlu dipastikan biaya produksi yang mayoritas disumbang pakan bisa ditekan. Masalahnya sekarang jagung murah tidak tersedia,” kata Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi, Senin (27/12/2021).
Musbar mengatakan harga jagung pipil kering dengan kadar air 15 persen telah menyentuh Rp6.000 per kilogram (kg). Hal ini membuat biaya produksi setiap kilogram telur membengkak menjadi Rp23.000 per kg, padahal harga acuan penjualan telur di produsen dipatok Rp19.000 per kg sampai Rp21.000 per kg.
Dia juga mengatkan penugasan pemerintah kepada Perum Bulog untuk menyerap 30.000 ton jagung lokal dan menyalurkannya ke peternak dengan harga Rp4.500 tidak cukup efektif memengaruhi harga di pasar. Pasokan jagung murah tersebut hanya diterima oleh sebagian koperasi peternak di sejumlah sentra produksi.
“Seharusnya pemerintah punya mekanisme intervensi seperti di beras sehingga jagung murah bisa dirasakan semua peternak. Namun kali ini hanya dialokasikan untuk sebagian peternak saja,” lanjutnya.
Dia mengatakan kalangan peternak telah menyuarakan usul pengadaan jagung impor demi menjamin stok sejak awal 2021, tetapi usul ini tidak kunjung ditindaklanjuti. Potensi surplus di dalam negeri dan dampaknya ke harga jagung lokal dinilai Musbar menjadi pertimbangan utama pemerintah.
Ke depannya, dia berharap pemerintah bisa mempertimbangkan penerbitkan rekomendasi impor jagung pakan dengan volume yang telah disesuaikan dengan neraca nasional. Demi mengurangi dampak harga jagung produksi di dalam negeri, Musbar mengatakan pemasukan jagung impor bisa disesuaikan dengan waktu panen di Tanah Air.
Laporan kecukupan jagung pakan di pabrik secara nasional terpantau berdurasi 40 hari atau 6 hari lebih pendek daripada Oktober 2021 dan 12 hari lebih pendek daripada kondisi November 2020. Stok dengan durasi terpanjang berlokasi di Sumatra Barat dan Lampung yakni 63 hari dan terpendek di Jawa Barat selama 31 hari.
Di sisi lain, data Chicago Board of Trade (CBOT) memperlihatkan harga jagung dunia pada November 2021 mencapai titik tertinggi sejak Juli 2021 di angka US$231 per ton. Adapun landed price di Indonesia diperkirakan Rp4.836 per kg.