Bisnis.com, JAKARTA – PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka akan menindaklanjuti rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait insiden tabrakan LRT Jabodebek di Cibubur, Jawa Barat, 25 Oktober 2021.
Senior Manager PKBL, CSR & Stakeholder Relationship PT Inka (Persero) Bambang Ramadhiarto mengaku sudah menerima rekomendasi dari KNKT.
"Terkait rekomendasi dari temuan KNKT lainnya pasti akan ditindak lanjuti, beberapa sudah selesai ditindaklanjuti, beberapa masih proses tindak lanjut," katanya, Kamis (23/12/2021).
Bambang menuturkan khusus untuk Standar Operasional Prosedur (SOP), para stakeholder dipimpin oleh Ditjen Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan telah memperbaharui dan melengkapi agenda uji coba sarana dengan SOP untuk langsir, SOP pengujian dinamis, dan SOP Tanggap Darurat.
Sebelumnya, KNKT merekomendasikan sembilan hal usai menginvestigasi kejadian tabrakan yang melibatkan trainset 29 dan 20 LRT Jabodebek beberapa waktu lalu.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT Suprapto mengatakan pihaknya merekomendasikan kepada Ditjen Perkeretaapiaan, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Inka untuk mengkaji prosedur langsir dan pengujian kereta dengan memperhitungkan ketika terjadi suatu kegagalan.
Baca Juga
"Kemudian me-review kembali desain kabin [attendant seat] serta sun visor. Selain itu perlu dibuat regulasi tentang ergonomi pada perkeretaapian," katanya dalam konferensi pers, Senin (20/12/2021).
Rekomendasi selanjutnya, ujar Suprapto adalah melakukan pengunduhan secara berkala terhadap sistem perekaman di dalam TCMS (SDiag sebagai on board diagnostic dan HMI) dan dilakukan kajian ulang untuk mengetahui semua fungsi kereta, terutama sistem software bekerja sesuai dengan standar yang diinginkan.
Kemudian, menerapkan penjaminan kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sebagai train driver (baik itu untuk operasional maupun testing) LRT Jabodebek.
KNKT juga merekomendasikan agar melengkapi Depo untuk perawatan maupun perbaikan baik saat uji coba ataupun saat operasional.
"Memberikan pelatihan pemahaman digitalisasi pada seluruh personel atau SDM yang berkaitan dengan pengoperasian, perawatan dan penjaminan kualitas mengingat kompleksitas pengoperasian GoA 3 juga diperlukan," tambahnya