Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Akui Inflasi Jauh Lebih Kuat dari Ekspektasi

Melihat inflasi yang lebih cepat, Jerome Powell menuturkan bank sentral akan memulai tapering lebih cepat dari rencana sebelumnya.
Chairman Federal Reserve AS Jerome Powell dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021)/ Bloomberg -  Samuel Corum
Chairman Federal Reserve AS Jerome Powell dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021)/ Bloomberg - Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA - Federal Reserve memperlihatkan sinyal dengan jelas peralihan otoritas menuju kebijakan yang lebih ketat. Gubernur The Fed Jerome Powell mencabut pernyataannya bahwa kenaikan inflasi bersifat sementara.

Awalnya, Powell masih berpikir inflasi akan mereda pada tahun depan. Namun, dalam testimoni di depan Komite Senat Perbankan, dia mengakui bahwa inflasi lebih kuat daripada yang dibayangkan. Dia juga mengatakan bank sentral akan memulai tapering lebih cepat dari rencana sebelumnya.

"Sepertinya The Fed ingin menciptakan ruang untuk memberi mereka opsi menaikkan suku bunga jauh sebelum akhir tahun depan jika mereka merasa perlu," kata Kepala Ekonom Fitch Ratings Ltd., Brian Coulton, seperti dikutip Bloomberg pada Rabu (1/12/2021).

Setelah pernyataan Powell, pasar uang memperkirakan peluang 50-50 jika The Fed akan menaikkan suku bunga pada awal Mei. Adapun kenaikan diperkirakan sekitar 60 basis poin pada akhir 2022, lebih tinggi dari perkiraan awal.

Sementara itu, imbal hasil Treasury melonjak Rabu setelah Powell tren kenaikan inflasi yang sangat tinggi bakal menambah laju pengetatan kebijakan. Pasar surat utang negara berbalik arah setelah imbal hasil Treasury 10 tahun turun ke level terendah dalam dua bulan minggu ini di tengah kekhawatiran kemunculan omicron.

"Peralihan dari satu sentimen ke sentimen lainnya – cukup mengejutkan betapa cepatnya hal itu terjadi,” ujar Manajer Dana Invesco Asset Management Georgina Taylor.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Powell mengatakan varian baru Covid-19 menimbulkan risiko bagi kedua sisi mandat bank sentral untuk mencapai harga yang stabil dan lapangan kerja maksimum.

"Peningkatan kasus Covid-19 baru-baru ini dan munculnya varian omicron menimbulkan risiko penurunan terhadap pekerjaan dan kegiatan ekonomi dan meningkatkan ketidakpastian inflasi,” kata Powell dalam kesaksian pada Senin, sehari sebelum penampilannya di hadapan Komite Perbankan Senat.

Powell mengungkapkan kemunculan varian baru ini juga akan menurunkan keinginan orang untuk bekerja sehingga pasar tenaga kerja akan melambat dan semakin meningkatkan gangguan pada rantai pasok.

Kendati demikian, Powell tidak menyebutkan kebijakan moneter secara spesifik. Dia juga tidak menjelaskan kemungkinan perubahan laju tapering.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper