Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADB Akui Kinerja Ekonomi RI Selama Pandemi Lebih Baik dari Negara di Asia Lainnya

ADB memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh 3,5 persen (yoy) dan 4,8 persen (yoy) pada 2022.
Logo Asian Development Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (8/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Logo Asian Development Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (8/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) menilai perekonomian Indonesia dalam hampir dua tahun terakhir sangat terdampak oleh pandemi Covid-19. Namun, kinerjanya masih lebih baik dari negara-negara peers khususnya di kawasan Asia.

Pada 2020 yang lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sehingga mengalami pertumbuhan negatif -2,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sedangkan rata-rata negara Asia Tenggara terkontraksi -4 persen (yoy) dan Asia Selatan -4,5 persen (yoy).

Vice President ADB Ahmed M. Saeed memperkirakan pada akhir 2021 mendatang, PDB Asia Tenggara secara keseluruhan akan tumbuh 1 persen di bawah level 2019, sedangkan Asia Selatan akan tumbuh 3 persen di atas level pertumbuhan 2019.

"PDB Indonesia akan tumbuh sekitar 1,5 persen lebih besar dari level 2019, di atas pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia," kata Saeed pada Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Rabu (1/12/2021).

Saeed menyampaikan bahwa ADB memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh 3,5 persen (yoy) dan 4,8 persen (yoy) pada 2022.

"ADB memperkirakan PDB Indonesia tumbuh 3,5 persen pada sepanjang tahun ini, dan tumbuh mendekati 5 persen di 2022," ujarnya.

Menurut Saeed, potensi pertumbuhan itu tidak lepas dari kebijakan fiskal dan moneter yang dimiliki Indonesia telah mengakomodasi proses pemulihan ekonomi pascapandemi dengan baik. Dia menekankan ke depannya akan sangat penting bagi Indonesia untuk mendapatkan sumber pertumbuhan baru.

Sebelumnya, ADB telah bekerja sama dengan pihak Indonesia untuk menyediakan analisis terkait dengan peningkatan sumber pertumbuhan abru, baik dari industri manufaktur maupun pemanfaatan potensi teknologi digital.

Kini, ADB dan Indonesia sama-sama bergerak ke arah sumber pertumbuhan baru yaitu transisi menuju ekonomi rendah karbon. Intinya, melakukan transisi ekonomi dari cara lama menuju cara baru.

Menurutnya, Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan pemulihan hijau ini. Karena, negara-negara berkembang yang mendorong transisi menuju ekonomi hijau memiliki kemewahan yaitu akses terhadap pembiayaan swasta, seperti halnya yang ADB sediakan.

Contohnya, Indonesia, Filipina, dan ADB menyetujui suatu inisiatif yaitu mekanisme transisi energi atau energy transition mechanism (ETM). Salah satu tujuan inisiatif tersebut adalah untuk menyediakan blended financing guna memensiunkan PLTU batu bara lebih dini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper