Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menyatakan aktivitas masyarakat yang banyak berada di rumah selama pandemi Covid-19 meningkatkan anggaran subsidi gas dan listrik. Penyebaran varian delta membuat masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (25/11/2021). Dia menjelaskan bahwa subsidi pada tahun ini mengalami kenaikan, baik subsidi energi maupun non energi.
Hingga Oktober 2021, realisasi subsidi energi mencapai Rp97,6 triliun atau 88,3 persen dari pagu yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021. Realisasi itu tercatat meningkat 20 persen (year-on-year/YoY) dari penyaluran tahun sebelumnya.
Adapun, pada periode yang sama tahun lalu, realisasi subsidi energi mencapai Rp81,3 triliun atau 85 persen dari target APBN 2020. Realisasi pada tahun lalu tercatat merosot 17,5 persen (YoY) seiring terjadinya pandemi Covid-19, tetapi kembali meningkat pada tahun ini.
Menurut Sri Mulyani, kenaikan subsidi energi turut mencakup realisasi diskon listrik untuk rumah tangga serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) senilai Rp7,5 triliun. Kenaikan itu, menurutnya, turut dipengaruhi oleh tingginya aktivitas masyarakat di rumah sehingga konsumsi energi terus meningkat.
"Realisasi diskon listrik untuk rumah tangga naik. Subsidi liquefied petroleum gas [LPG] naik karena orang-orang di rumah dan masak sendiri," ujar Sri Mulyani pada Kamis (26/11/2021).
Baca Juga
Banyaknya pekerja yang bekerja dari rumah (work from home/WFH) membuat anggaran subsidi listrik turut meningkat. Dari sisi jumlah pelanggan, hingga Oktober 2021 terdapat 37,97 juta orang atau naik dari posisi Oktober 2020 sebanyak 36,73 juta orang.
Adapun, penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) meningkat seiring naiknya hanya minyak dunia. Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan terus mencermati berbagai faktor tersebut dalam kaitannya dengan realisasi pajak dalam sisa dua bulan terakhir.
"Ini masih belum memperhitungkan nanti kenaikan harga dari berbagai komponen subsidi elpiji maupun BBM, yang tentu akan kami perhitungkan sebagai suatu belanja, karena harga dari barang-barang ini belum mengalami perubahan," ujar Sri Mulyani.