Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat The Fed Dukung Percepatan Tapering

Dengan perkiraan tapering The Fed yang lebih dini, maka kemungkinan kenaikan suku bunga acuan juga akan lebih cepat guna menjaga inflasi.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (17/3/2020). Bloomberg/Andrew Harrer
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (17/3/2020). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Semakin banyak pejabat Federal Reserve yang membuka opsi percepatan tapering untuk menjaga inflasi.

Hal ini terungkap dari hasil risalah pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) 2-3 November 2021 yang dirilis pada Rabu (25/11/2021), seperti dikutip Bloomberg.

"Sejumlah peserta mencatat bahwa komite harus siap untuk menyesuaikan laju pembelian aset dan menaikkan kisaran target Federal Funds Rate lebih cepat dari yang diantisipasi peserta saat ini jika inflasi terus naik lebih tinggi,” seperti dikutip dari risalah.

Pada kenyataannya, sejak pertemuan itu, data inflasi semakin memburuk. Kementerian Perdagangan menunjukkan kenaikan harga mencapai 5 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu, menjadi yang tertinggi sejak 1990.

"Kami memperkirakan The Fed akan mempercepat tapering pada pertemuan Desember. Sepanjang data [inflasi] mendekati ekspektasi kami, basis kami adalah The Fed akan mengumumkan dua kali lipat pengurangan bulanan," kata Kepala Ekonom Deutsche Bank Matthew Luzzetti dalam sebuah catatan.

Dalam pertemuan itu, FOMC memutuskan suku bunga acuan mendekati nol dan mulai mengurangi pembelian surat utang sampai akhirnya berhenti pada pertengahan 2022.

Dengan perkiraan tapering yang lebih dini, maka kemungkinan kenaikan suku bunga acuan juga akan lebih cepat guna menjaga inflasi.

Sementara itu, para pejabat bank sentral pada September menunjukkan adanya perbedaan pandangan terkait kenaikan suku bunga, apakah akan dilakukan pada tahun depan atau 2023.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan di Gedung Putih setelah Presiden Joe Biden menunjuknya kembali memimpin bank sentral AS, bahwa pembuat kebijakan akan menggunakan alatnya baik untuk mendukung ekonomi dan juga pasar tenaga kerja, serta untuk menghadang kenaikan inflasi.

Risalah menunjukkan bahwa para pejabat umumnya mengantisipasi bahwa tingkat inflasi akan berkurang secara signifikan pada 2022. Di sisi lain, sebagian lainnya mempertimbangkan adanya kemungkinan bahwa inflasi yang meningkat dapat terbukti lebih persisten.

"Bahkan sebelum data [inflasi] yang kuat pada Oktober setelah pertemuan, sudah ada konstituen yang mendukung percepatan proses penurunan jika inflasi terus memanas," kata Kepala Ekonom JPMorgan Chase & Co., Michael Feroli menulis dalam catatan untuk klien.

Gagasan mempercepat tapering muncul dari sejumlah pejabat bank sentral, seperti Wakil Gubernur Richard Clarida, Gubernur Christopher Waller, Presiden The Fed St. Louis James Bullard, dan Gubernur The Fed San Francisco Mary Daly.

Kepala Ekonom Capital Economics Paul Ashworth menilai FOMC pasti menyadari bahwa meski inflasi turun, besarannya masih di atas target.

"Dengan data terbaru yang memprediksi bahwa pertumbuhan PDB kuartal IV/2021 bisa mencapai 6,5 persen, kami berharap lebih banyak pejabat untuk ikut [mendukung percepatan tapering]," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper