Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Level 3 saat Nataru, Pemerintah Yakin PDB Kuartal IV Tembus 5 Persen

Dengan adanya potensi ekspor untuk terus naik dan PMI yang mencapai level lebih tinggi, maka pemerintah optimistis ekonomi masih bisa melaju lebih tinggi.
Warga mengunjungi salah satu pusat belanja di Jakarta Barat, Sabtu (30/10/2021). Juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyatakan pada masa pelonggaran PPKM level 3 tren mobilitas warga di pusat belanja naik 22,14 persen, di taman 5,43 persen dan di tempat retail serta rekreasi 2,86 persen./Antara
Warga mengunjungi salah satu pusat belanja di Jakarta Barat, Sabtu (30/10/2021). Juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyatakan pada masa pelonggaran PPKM level 3 tren mobilitas warga di pusat belanja naik 22,14 persen, di taman 5,43 persen dan di tempat retail serta rekreasi 2,86 persen./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tetap optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2021 bisa di atas 5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa berbagai indikator utama menunjukkan adanya perbaikan ekonomi, khususnya setelah pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 yang melambat akibat varian Delta.

Hal itu disampaikan Susiwijono pada acara Economy Outlook Tahun 2022 KB Bukopin secara virtual, Rabu (17/11/2021).

Indikator itu utamanya terlihat dari perkembangan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terus membaik, dan mobilitas masyarakat yang kembali pulih, dan pertumbuhan sektor perdagangan yang tinggi.

Pertumbuhan tabungan kelas menengah juga sudah mulai turun, sehingga mengindikasikan konsumi masyarakat yang mengalami kenaikan. Dengan adanya potensi ekspor untuk terus naik dan PMI yang mencapai level lebih tinggi, diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Susiwijono juga menyebut indikator ketahanan eksternal Indonesia relatif baik dan terkendali. Hal ini bermanfaat untuk menguatkan Inodnesia dari risiko ketidakpastian dari perkembangan Covid-19 dan variannya, ketidakpastian geopolitik, tapering off, krisis energi, serta isu perubahan iklim.

“Indikator sektor eksternal Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif baik dan terkendali. Tercermin dari defisit transaksi berjalan yang rendah, cadangan devisa yang terus meningkat, neraca perdagangan masih terus surplus, ekspor-impor yang terus naik signifikan, nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan [IHSG] yang terjaga, yield obligasi pemerintah yang melandai, dan Rasio Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia terhadap PDB masih dalam level aman,” ungkapnya seperti dikutip dari siaran resmi, Kamis (18/11/2021).

Dia menilai momentum pemulihan ekonomi Indonesia masih tetap terjaga, meskipun sempat tertahan akibat lonjakan kasus Covid-19 varian delta. Sebelumnya, penerapan PPKM Darurat dan Level 4 di permulaan kuartal III/2021 berdampak pada perlambatan konsumsi masyarakat serta tertahannya aktivitas investasi sektor swasta.

Akan tetapi, perekonomian Indonesia pada periode tersebut masih tetap tumbuh positif sebesar 3,51 persen (yoy). Pertumbuhan ini dinilai Susiwijono masih relatif tinggi, di tengah pengetatan PPKM pada Juli – Agustus 2021.

Menurutnya, momentum pemulihan tersebut turut ditopang oleh pertumbuhan positif ekspor. Dari sisi lapangan usaha, kontributor utama seperti industri pengolahan, pertanian, perdagangan dan konstruksi juga mencatatkan pertumbuhan positif.

Untuk skala global, Susiwijono mengatakan pandemi Covid-19 dan variannya masih menjadi tantangan utama bagi perekonomian dunia, sedangkan isu perubahan iklim menjadi tantangan dalam jangka panjang. Kedua hal tersebut nantinya akan didorong pembahasannya di dalam forum G20, di mana Indonesia memegang peran Presidensi.

“Selain optimisme dari berbagai capaian indikator ekonomi dan pengendalian Covid-19, kita perlu memanfaatkan Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022, untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam percaturan global terkait ekonomi, politik, dan isu-isu strategis lainnya serta sekaligus untuk menarik investasi ke Indonesia,” pungkas Susiwijono.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper