Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

100 Hari Alih Kelola Blok Rokan, Produksi Telah Meningkat 4.000 Barel per Hari

Produksi minyak Pertamina di wilayah kerja Rokan telah mencapai tingkat produksi sekitar 162.000 barel minyak per hari, atau naik 4.000 BOPD
Fasilitas produksi Blok Rokan, Minas, Riau. Dok: SKK Migas
Fasilitas produksi Blok Rokan, Minas, Riau. Dok: SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA - Terhitung sejak 100 hari alih kelola Blok Rokan ke PT Pertamina Hulu Rokan, sebanyak 90 sumur tajak telah dibor dan telah meningkatkan produksi.

VP Corporate Affairs PHR WK Rokan Sukamto Tamrin mengatakan dari sisi produksi, wilayah kerja Rokan telah mencapai tingkat produksi sekitar 162.000 barel minyak per hari, atau naik 4.000 BOPD jika dibandingkan dengan sebelum alih kelola yang berada pada kisaran 158.000BOPD.

Dia mengatakan kegiatan pengeboran sumur baru dan kerja ulang sumur lama terus dilakukan untuk meningkatkan produksi.

"Memasuki hari ke-100 pasca alih kelola yang jatuh pada hari ini, PHR WK Rokan telah berhasil mengebor 90 sumur tajak dan menaikkan tingkat produksi dari WK migas terbesar kedua di tanah air itu," katanya seperti dikutip dalam keterangan resminya, Selasa (16/11/2021).

Lebih lanjut, Sukamto menjelaskan bahwa dalam periode dua bulan pertama pasca alih kelola, PHR telah mencatatkan penerimaan negara melalui penjualan minyak mentah bagian negara sekitar Rp2,1 triliun dan pembayaran pajak sekitar Rp607,5 miliar termasuk pajak-pajak ke daerah.

Sementara itu, PHR mencanangkan rencana kerja yang masif dan agresif untuk meningkatkan produktivitas WK Rokan melalui program pengeboran sumur-sumur produksi baru, pengelolaan kinerja base business untuk menahan laju penurunan produksi alamiah, dan keandalan fasilitas operasi.

PHR juga melakukan terobosan agar target sumur baru dapat tercapai, di antaranya, tim pengeboran melakukan beberapa kegiatan secara paralel (offline activity), meningkatkan keandalan peralatan pengeboran, dan menyusun perencanaan yang matang dalam pemenuhan sumber daya pendukung agar menghindari terjadinya waktu menunggu pemeliharaan atau material.

Hasilnya, PHR telah memperpendek waktu pengeboran hingga produksi awal atau put on production (POP) dari sebelumnya sekitar 22 hingga 30 hari, menjadi sekitar 15 hari untuk area operasi Sumatra Light Oil (SLO) atau sumur-sumur penghasil jenis minyak ringan.

"Berbagai upaya terobosan itu sejalan dengan semangat Pertamina untuk meningkatkan produktivitas Rokan dengan cara-cara yang efisien," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper