Bisnis.com, JAKARTA – Target pemenuhan pasokan batu bara untuk domestic market obligation (DMO) sektor ketenagalistrikan terancam tidak terpenuhi seiring dengan rendahnya realisasi hingga Oktober 2021.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menjelaskan bahwa realisasi pemenuhan kebutuhan batu bara untuk ketenagalistrikan mencapai 93,2 juta metrik ton hingga Oktober 2021.
Angka itu terbagi untuk kebutuhan PLTU milik PLN sebesar 55,5 juta ton, dan kebutuhan PLTU independent power producer (IPP) sebesar 37,6 juta metrik ton. Sementara itu, kebutuhan pasokan batu bara untuk ketenagalistrikan mencapai 137,2 juta ton hingga akhir 2021.
“Masih terdapat gap atas realisasi pemenuhan batu bara dengan kewajiban pemenuhan batu bara dalam negeri,” katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (15/11/2021).
Dari target dan realisasi pasokan batu bara tersebut, artinya kewajiban DMO masih berada di kisaran 67,8 persen hingga Oktober 2021.
Pemenuhan pasokan terancam tidak terpenuhi seiring dengan perkiraan cuaca buruk yang terjadi selama November 2021 hingga Januari 2022.
Baca Juga
Secara detail, realisasi tersebut didominasi oleh pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) sebanyak 41,7 juta dari kewajiban 66, juta metrik ton.
Kemudian, pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP OP) baru memenuhi 22,9 juta ton DMO dari kewajiban 52,07 juta ton. Selanjutnya, IUP operasi produksi khusus baru telah mencapai DMO 10,6 juta.
Lainnya, IUPK OP baru memenuhi realisasi 4,3 juta ton baru bara dari target 4,3 juta ton, sedangkan IUP penanaman modal asing baru merealisasi pasokan batu bara DMO 2 juta ton dari kewajiban 7,5 juta ton.
Dari kontrak yang ada, hanya kontrak BUMN melalui PT Bukit Asam Tbk. yang telah melewati target DMO 6 juta ton, yakni mencapai 11,4 juta ton.
“Ke depan kami akan utamakan kontrak jangka panjang dibandingkan dengan kontrak jangka pendek. Kemudian kami akan berkontrak dengan perusahaan yang memiliki izin terkait dengan penambangan batu bara, bukan ke trader,” terangnya.
Meski demikian, Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo memastikan pasokan untuk kebutuhan listrik masih aman.
“Pasokan batu bara hingga kini masih lancar,” katanya kepada Bisnis.