Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi PEN untuk UMKM Rendah, CORE Ungkap Konsumsi Masyarakat Belum Pulih

Selain itu, faktor penyaluran bantuan untuk PKL yang relatif baru dinilai turut menyebabkan rendahnya realisasi PEN dukungan UMKM. Apalagi, bantuan ini juga baru diluncurkan oleh pemerintah pada saat pengetatan PPKM pada pertengahan tahun lalu akibat varian Delta.
Pekerja membuat tas berbahan kain di tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (31/7/2021). Perajin UMKM tersebut tetap bertahan untuk berproduksi meskipun saat PPKM permintaan turun dari sebelum pandemi 20.000 buah per bulan menjadi 2.000 buah per bulan dengan harga Rp9 ribu hingga Rp18 ribu per buah. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Pekerja membuat tas berbahan kain di tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (31/7/2021). Perajin UMKM tersebut tetap bertahan untuk berproduksi meskipun saat PPKM permintaan turun dari sebelum pandemi 20.000 buah per bulan menjadi 2.000 buah per bulan dengan harga Rp9 ribu hingga Rp18 ribu per buah. ANTARA FOTO/Siswowidodo

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 sampai dengan 5 November mencapai Rp456,35 triliun atau 61,3 persen dari pagu Rp744,7 triliun. Dari kelima kluster anggaran, realisasi terendah hingga saat ini masih dipegang oleh kluster dukungan UMKM dan korporasi.

Pemerintah mencatat realisasi dukungan UMKM dan korporasi hingga saat ini baru mencapai Rp63,45 triliun atau 39,1 persen dari pagu Rp162,40 triliun. Rata-rata realisasi empat kluster lainnya sudah di atas 50 persen.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai rendahnya realisasi anggaran untuk dukungan UMKM ini menunjukkan beberapa pelaku usaha yang disasar belum membutuhkan bantuan tersebut.

Adapun, bantuan yang disalurkan melalui anggaran ini yaitu Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), IJP, penempatan dana perbankan, subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan bantuan pedagang kaki lima (PKL).

"Semisal subsidi bunga KUR, permintaan barang dan jasa dari masyarakat yang belum kembali ke level prapandemi juga menjadi faktor pelaku usaha, terutama UMKM. Untuk sementara belum menambah kapasitas produksi," jelas Yusuf kepada Bisnis, Rabu (10/11/2021).

Di samping itu, penyaluran bantuan untuk PKL yang relatif baru dinilai turut menyebabkan rendahnya realisasi PEN dukungan UMKM. Apalagi, bantuan ini juga baru diluncurkan oleh pemerintah pada saat pengetatan PPKM pada pertengahan tahun lalu akibat varian Delta.

Menurut Yusuf, khusus untuk bantuan PKL, dibutuhkan waktu lebih untuk menyesuaikan data administrasi calon peneriman bantuan tersebut.

Yusuf menyimpulkan masalah administrasi menjadi penyebab lambatnya realisasi PEN, baik di tahun ini dan tahun sebelumnya. Tahun lalu, tambahnya, anggaran kesehatan PEN juga mengalami realisasi yang lambat terutama pada kluster kesehatan.

Berdasarkan catatan Bisnis, realisasi anggaran program kesehatan PEN 2020 per 18 November pada saat itu baru mencapai Rp37,31 triliun atau 38,4 persen dari pagu Rp97,26 triliun. Tahun ini, terdapat peningkatan terlihat dari realisasi anggaran kesehatan PEN per 5 November 2021 yaitu Rp126,65 triliun atau 58,9 persen dari pagu Rp214,96 triliun.

Pada akhir tahun nanti, Yusuf memperkirakan realisasi PEN berpotensi melampaui realisasi tahun lalu. "Saya kira, secara tahunan [full] realisasi PEN [2021] berpotensi akan di atas realisasi PEN di tahun lalu dengan kisaran realisasi 85 sampai 90 persen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper