Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Ramal Pertumbuhan Ekonomi Ke Depannya Bisa Membaik, Ini Syaratnya!

Faktor domestik atau internal yang menjadi penentu dari keberlanjutan pemulihan ekonomi ditentukan oleh vaksinasi dan relaksasi pembatasan kegiatan masyarakat. Untuk faktor eksternal, datang dari permintaan ekspor di tengah pemulihan ekonomi dunia.
Tenaga kesehatan tengah menyiapkan dosis vaksin Covid-19 dalam program vaksinasi yang diselenggarakan di Bandung./Istimewa
Tenaga kesehatan tengah menyiapkan dosis vaksin Covid-19 dalam program vaksinasi yang diselenggarakan di Bandung./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Eskalasi kasus Covid-19 yang dipicu oleh varian Delta, dan akhirnya mengharuskan pemerintah untuk mengetatkan pembatasan kegiatan masyarakat, telah berdampak pada pelambatan kinerja pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 sebesar 3,51 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal II/2021 sebesar 7,07 persen.

Secara kuartalan, perekonomian tumbuh sebesar 1,55 persen (quarter-to-quarter/qtq) dan secara kumulatif Januari-September 2021 sebesar 3,24 persen (ctc).

Ke depannya, seiring dengan pelonggaran pembatasan setelah merebaknya varian Delta, kinerja ekonomi diperkirakan akan semakin membaik. Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana mengatakan sejumlah indikator seperti mobilitas dan indeks belanja masyarakat mensinyalkan pemulihan yang lebih kuat dibandingkan dengan tahun lalu. Tentunya, hal itu didorong oleh vaksinasi dan tingginya indeks keyakinan konsumen.

"Sebagaimana realisasi PDB kuartal III/2021 sejalan dengan perkiraan kami [3,2 persen], kami mempertahankan proyeksi PDB sepanjang 2021 yaitu sebesar 3,4 persen [yoy]," kata Wisnu kepada Bisnis, Jumat (5/11/2021).

Wisnu meyakini bawah indeks mobilitas masyarakat akan semakin membaik sejalan dengan pelonggaran pembatasan. Indeks mobilitas masyarakat di akhir September 2021 saja sudah melampaui level mobilitas prapandemi.

Namun, Wisnu tidak menampik bahwa ketidakpastian terkait dengan mutasi virus yang menyebabkan Covid-19 masih tinggi. Jika hal yang sama terjadi seperti pada pertengahan tahun ini, maka besar kemungkinan pemerintah akan menerapkan pembatasan yang lebih ketat untuk mencegah gelombang selanjutnya.

Pandangan yang hampir sama juga disampaikan oleh Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro. Kelonggaran pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat, serta percepatan vaksinasi Covid-19 bersifat sentral terhadap pemulihan ekonomi pada akhir 2021.

Saat ini, Indonesia masih menikmati penurunan jumlah kasus Covid-19 berkat pengetatan pembatasan yang berlangsung pada Juli-Agustus 2021. Pada saat itu, Indonesia kerap mencatatkan hingga puluhan ribu kasus. Oleh sebab itu, Andry menilai pembatasan yang ketat turut berkontribusi pada meredanya kenaikan kasus Covid-19.

Pada kuartal berikutnya, faktor domestik atau internal penentu dari keberlanjutan pemulihan ekonomi ditentukan oleh vaksinasi dan relaksasi pembatasan kegiatan masyarakat. Untuk faktor eksternal, datang dari permintaan ekspor di tengah pemulihan ekonomi dunia.

"Secara keseluruhan kami memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh sebesar 3,69 persen untuk sepanjang tahun 2021 [dibandingkan -2,07 persen di 2020]," tutup Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper