Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan agar pembangunan smelter menjadi proyek strategis nasional untuk mempermudah persoalan izin dan administrasi.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa usulan tersebut telah disampaikan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Dengan status proyek strategis nasional ini, kendala administratif, dan kendala perizinan dapat lebih mudah ditangani,” katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI,Rabu (10/11/2021).
Saat ini terdapat 19 smelter yang telah terbangun di Indonesia, dengan tambahan empat smelter pada akhir tahun. Pemerintah menargetkan 53 smelter terbangun hingga 2024.
Adapun, empat smelter pada tahun ini adalah milik PT Aneka Tambang Tbk., PT Smelter Nikel Indonesia, PT Cahaya Modern Metal Industri, dan PT Kapuas Prima Citra.
Dari seluruh pembangunan smelter hingga 2024, kebutuhan investasi pada proyek ini mencapai US$8 miliar.
Baca Juga
Kementerian mendorong pembangunan smelter dapat berjalan sesuai rencana dengan menyusun program quick win dengan mekanisme market sounding hingga info memo.
Ridwan menjelaskan, pemerintah telah melakukan pertemuan dengan para pembangun smelter untuk menginventarisasi kendala. Selain itu, one on one meeting antara perusahaan smelter dan PLN juga dilakukan.
Pemerintah turut membantu penyusunan info memo perusahaan smelter untuk ditawarkan kepada para calon investor dan calon pendana.
Pada tahapan lainnya, kementerian bekerja sama dengan MKU Service LLC di Houston Amerika Serikat dalam rangka market sounding mencari investor. Pada akhir tahun ini, Kementerian ESDM juga melakukan market sounding ke AS, Uni Eropa, hingga Asia lewat virtual.
“Kami di Kementerian membuat dokumen panduan berupa grand strategi komoditas mineral dan batu bara yang digunakan memberikan arahan panduan bagi kegiatan hilirisasi ini,” tuturnya.