Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persoalan Dana Jadi Kendala Pembangunan Smelter

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan sejumlah kendala pembangunan smelter demi menggencarkan hilirisasi sumber daya dalam negeri.
Ilustrasi. Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi. Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan sejumlah kendala pembangunan smelter demi menggencarkan hilirisasi sumber daya dalam negeri.

Pemerintah menggencarkan proyek hilirisasi untuk memberikan nilai tambah produk dan perluasan lapangan kerja. Selain itu, hal tersebut juga akan meningkatkan penerimaan kepada negara.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM mengatakan bahwa saat ini terdapat 19 smelter yang telah terbangun. Jumlah itu akan ditambah dengan empat smelter yang ditargetkan selesai tahun ini.

“Pada 2024 akan terbangun 30 smelter nikel dengan total investasi US$8 miliar,” katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (10/11/2021).

Berdasarkan data Badan Geologi, sumber daya nikel masih tersedia hingga 13,7 miliar ton bijih, dengan total cadangan terbukti dan terkira mencapai 4,6 miliar ton. Nikel juga disebut sebagai sumber daya utama untuk produk baterai pada kendaraan listrik.

Catatan kementerian menemukan lima fasilitas pemurnian nikel telah dibangun dengan progres kurang dari 30 persen, 10 proyek sudah berprogres 30–90 persen, dan 15 lainnya telah mencapai di atas 90 persen.

Dari keseluruhan proyek tersebut, total kapasitas input yang dapat diterima mencapai 81,07 juta ton per tahun, serta produksi hingga 5,63 juta ton per tahun.

Namun dalam perjalannya, sejumlah pembangunan mengalami ragam kendala. Beberapa kendala utama, seperti perizinan, pembebasan lahan, kendala pada pasokan energi, hingga pendanaan.

Setidaknya 12 perusahaan disebut mengalami kendala dalam pembiayaan pembangunan smelter. Beberapa di antaranya adalah Smelter Nikel Indonesia, Bintang Smelter Indonesia, Macika Mineral Industri, Mahkota Konaweeha, dan Artabumi Sentra.

“Setidaknya 12 perusahaan mengalami masalah pendanaan, delapan di antara perusahaan smelter nikel. Adapun dana yang dibutuhkan berkisar US$4,5 miliar,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper