Bisnis.com, JAKARTA - LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) memperkirakan perekonomian kuartal III/2021 akan melambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya pada kuartal II/2021. Hal itu erat kaitannya dengan dampak dari pengetatan pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat pertengahan tahun ini akibat eskalasi kasus Covid-19.
Ekonom LPEM FEB UI, Jahen F. Rezki, mengatakan bahwa ekonomi pada kuartal III/2021 akan tumbuh pada kisaran 3,9 persen sampai dengan 4,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan mid-point sebesar 4,1 persen (yoy).
"Dari proyeksi yang kami lakukan, kemungkinan besar kita akan sulit untuk bisa tumbuh secara baik dibandingkan dengan kuartal II/2021 karena ada pembatasan sosial dan mobilitas," ujar Jahen pada Press Conference Indonesia Economic Outlook secara virtual, Selasa (2/11/2021).
Sebelumnya, ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 tumbuh mencapai 7,07 persen (yoy), tertinggi dalam 17 tahun terakhir. Pertumbuhan sebesar 7 persen itu juga telah berhasil membawa Indonesia keluar dari jurang resesi selama empat kuartal berturut-turut.
Pertumbuhan itu pun, tambah Jahen, bukan pertumbuhan yang mengejutkan. Capaian pertumbuhan 7,07 persen (yoy) pada kuartal II/2021 didorong juga oleh basis pertumbuhan yang rendah pada kuartal II/2020 yaitu -5,3 persen (yoy).
Selain itu, kegiatan ekonomi sudah mulai bergeliat pada kuartal II/2021 seiring dengan momen seperti libur Idulfitri. Namun, setelah merebaknya varian Delta pada pertengahan tahun, pemerintah perlu mengambil langkah besar untuk membatasi kegiatan masyarakat yang akhirnya berdampak pada kegiatan ekonomi.
Baca Juga
"Kita mungkin sebelumnya masih missing atau tidak memasukkan asumsi adanya mutasi virus sehingga hal-hal tersebut memberikan efek kejut bagi perekonomian dan berimplikasi pada indikator ekonomi kuartal III/2021," jelas Jahen.
Tidak hanya itu, LPEM FEB UI pun memperkirakan pertumbuhan sepanjang 2021 akan sulit untuk mencapai pertumbuhan sebelum pandemi (rata-rata 5 persen) dengan munculnya kenaikan kasus Covid-19 lagi di kuartal IV/2021 atau mutasi virus.
"Jadi, jangan sampai kita lengah di kuartal IV/2021 nanti, tidak disiplin dan abai pada protokol kesehatan," katanya.