Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surabaya dan Gresik Diminati Pencari Properti, Kenapa Ya?

Sepanjang pandemi Covid-19, Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang pasar propertinya mengalami penurunan cukup besar.
Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) Sidoarjo Gresik. /Waskita Beton Precast
Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) Sidoarjo Gresik. /Waskita Beton Precast

Bisnis.com, JAKARTA – Selama bulan Oktober 2020 hingga September 2021, Rumah.com menyatakan preferensi masyarakat terhadap kota di Jawa Timur yang paling banyak diincar yakni Surabaya dan Gresik.

Sepanjang pandemi Covid-19, Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang pasar propertinya mengalami penurunan cukup besar. Kendati demikian, indeks harga properti di Jawa Timur sempat mengalami rebound pada kuartal kedua tahun ini, bahkan kenaikannya melampaui provinsi lainnya di Pulau Jawa.

Namun data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) mengungkapkan bahwa pada pada kuartal III/ 2021 indeks harga rumah di Jawa Timur kembali mengalami penurunan baik secara tahunan maupun kuartalan.

Penurunan di periode ini tentu tak lepas dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dijalankan secara ketat akibat tingginya kasus Covid-19. 

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan kebijakan PPKM yang diterapkan secara ketat di awal kuartal III/2021 mengakibatkan aktivitas penjualan rumah menjadi terganggu sehingga terjadi penurunan harga. 

Indeks harga rumah di Jawa Timur pada kuartal III/2021 berada di 93,3 poin atau turun tipis -0,3 persen dibandingkan kuartal II/2021 dengan indeks 93,6 poin (quarter-to-quarter).

Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), dalam periode tahunan, indeks harga rumah tapak di Jawa Timur turun sebanyak -1,2 persen pada kuartal III/2021. Koreksi ini terjadi lantaran pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya atau kuartal III/2020 indeks berada di level yang lebih tinggi yakni 94,5 (year-on-year).

"Pada kuartal III tahun 2021, indeks harga rumah di Jawa Timur kembali mengalami penurunan setelah sempat rebound pada kuartal II tahun 2021 sebagai dampak positif dari stimulus pemulihan ekonomi nasional di sektor properti sehingga bisa mendongkrak situasi di Jawa Timur yang sempat jatuh pada kuartal pertama tahun ini," ujarnya dalam laporan, Senin (1/11/2021).

Sementara itu dari sisi suplai, indeks suplai rumah tapak di Jawa Timur pada kuartal III/2021 justru mengalami kenaikan baik secara kuartalan maupun tahunan. Tercatat, indeks suplai rumah di Jawa Timur mengalami peningkatan signifikan sebanyak 6,8 persen pada kuartal III 2021.

Marine menuturkan Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dengan luas wilayah 326,81 kilometer persegi. 

Dengan wilayah yang begitu luas, Surabaya pun membagi wilayahnya menjadi lima bagian yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Timur. Surabaya Barat, Surabaya Utara dan Surabaya Selatan.

Kota Surabaya dan wilayah Gerbangkertosusila sebagai kota-kota satelit di sekitarnya yang terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan memiliki andil yang vital bagi perekonomian Indonesia lewat sektor perdagangan, industri, dan jasa yang terus berkembang sehingga daya beli masyarakatnya meningkat dan indeks kepercayaan konsumen pun berkembang pesat.

Menurutnya, investor properti pun ikut andil dalam perubahan wajah kota Surabaya ini sehingga mendorong munculnya Kawasan Bisnis Terpadu sebagai pusat-pusat kegiatan bisnis di Surabaya. 

"Di antaranya adalah kawasan high rise building yang berada di sekitar Jalan Tunjungan, Basuki Rachmat, Darmo, Mayjend Sungkono, H.R. Muhammad, dan Ahmad Yani. Sedangkan untuk kawasan industri di antaranya adalah Surabaya Industrial Estate Rungkut [SIER], Karangpilang dan Margomulyo," tuturnya. 

Dia menilai sejalan pertumbuhan kawasan bisnis dan industri, ditambah dengan perkembangan infrastruktur dan fasilitas Surabaya yang makin masif, maka mendorong pertumbuhan perumahan di Surabaya secara signifikan.

Menurut Marine, berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), terlihat bahwa indeks harga rumah tapak di Surabaya mengalami peningkatan tipis baik dalam periode kuartalan maupun tahunan. 

Pada kuartal III/2021, indeks harga rumah berada di posisi 110,9 poin atau naik 0,4 persen secara kuartalan dimana pada kuartal sebelumnya yakni kuartal II tahun 2021, indeks harga rumah mencapai 110,4 poin atau lebih rendah 0,5 poin.

Secara tahunan, indeks harga rumah di Surabaya meningkat sebanyak 0,7 persen di kuartal III tahun 2021. Hal ini lantaran indeks di kuartal yang sama tahun sebelumnya atau kuartal III/2020 hanya mencapai 110,2 poin.

Kendati kenaikan indeks harga tidak begitu signifikan, tetapi setidaknya tren perumahan di Surabaya tetap mampu meraih performa positif di tengah gejolak pandemi.

Marine menjelaskan berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), Kabupaten Gresik mencatat kenaikan indeks harga properti tertinggi di wilayah Jawa Timur, yakni naik sebesar 4,53 persen secara kuartalan. Kabupaten Gresik juga mengalami kenaikan dari sisi indeks suplai properti sebesar 5,01 persen secara kuartalan.

"Kenaikan indeks harga properti Kabupaten Gresik yang cukup drastis tersebut bahkan juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan Surabaya dimana secara kuartalan hanya mengalami kenaikan sebesar 1,79 persen. Situasi ini cukup memberi harapan bagi pemilik properti di Kabupaten Gresik setelah selama dua kuartal sebelumnya mengalami penurunan cukup besar secara kuartalan, yakni 4,85 persen pada kuartal IV/2020 dan 5,06 persen pada kuartal I/2021," tuturnya.

Kenaikan harga secara signifikan di Kabupaten Gresik ini didorong oleh pertumbuhan harga di segmen rumah tapak. Sepanjang April hingga Juni 2021, rumah tapak menjadi andalan Gresik dengan peningkatan harga properti mencapai 2,80 persen (quarter-to-quarter), sementara harga apartemen tidak mengalami kenaikan sama sekali.

Marine menerangkan bahwa pusat kota Kabupaten Gresik sangat strategis karena diapit oleh dua pelabuhan sekaligus kawasan industri besar, yakni Pelabuhan Teluk Lamong di Surabaya dan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Kedua kawasan ini ke depannya akan dihubungkan oleh jalur kereta api dengan memanfaatkan bekas rel dari Stasiun Indro, Gresik menuju Stasiun Gresik.

"Selain itu Kabupaten Gresik juga sudah terhubung dengan tiga ruas jalan bebas hambatan, yakni Tol Surabaya-Gresik, Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar [KLBM] dan Tol Surabaya-Mojokerto. Ketiga tol tersebut tersambung dengan Jalan Tol Trans Jawa sehingga mempermudah akses kendaraan dari Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, maupun dari kota-kota lain di pulau Jawa menuju Kabupaten Gresik," terang Marine.

Ketiga jalan tol tersebut mendorong pengembangan properti baru di sekitar pintu masuk tol, khususnya di Bunder, Manyar, dan Driyorejo. Setidaknya ada dua pembangunan permukiman berskala besar yang muncul di sana, yaitu Gresik Kota Baru (GKB), AKR GEM City, dan Kota Baru Driyorejo selain juga menjamur pembangunan perumahan skala menengah dan kecil di sekitarnya. 

Pusat-pusat industri baru pun bermunculan dimana ada tiga kawasan industri utama di Kabupaten Gresik, di antaranya Java Integrated Industrial dan Port Estate (JIIPE), Maspion Industrial Estate, dan Kawasan Industri Gresik (KIG). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper