Bisnis.com, JAKARTA – Supply Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang akan memasuki usia tujuh tahun pada 20 Oktober 2021.
Menurut Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, selama masa pemerintahan Jokowi, pembangunan infrastruktur transportasi terbilang masif di berbagai wilayah.
"Alhasil, pembangunan infrastruktur transportasi yang masif itu meningkatkan konektivitas yang berpotensi meningkatkan efisiensi logistik," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (19/10/2021).
Infrastruktur tersebut, kata Setijadi, terutama mencakup pembangunan dan pengembangan sejumlah pelabuhan, jalan tol, dan rel kereta api di sejumlah wilayah.
Bukan itu saja, dia juga menilai sejumlah program di beberapa kementerian juga berdampak positif terhadap sektor logistik. Salah satunya adalah program Tol Laut yang terus berkembang dari 6 trayek pada 2016 menjadi 26 trayek pada 2021.
"Untuk meningkatkan konektivitas itu, SCI mendorong pengembangan secara intensif sistem transportasi multimoda dengan transportasi laut sebagai backbone," tutur Setijadi.
Baca Juga
Lebih lanjut dia berharap, kehadiran sistem transportasi multimoda itu akan meningkatkan keseimbangan penggunaan moda transportasi yang pada saat ini didominasi transportasi jalan dan berdampak terhadap biaya transportasi yang tinggi.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Kementerian Perhubungan, transportasi barang (logistik) di Indonesia masih didominasi oleh angkutan jalan. Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan meningkatnya kerusakan jalan.
Selain itu, terlalu banyaknya angkutan barang melalui transportasi jalan tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga tidak ramah lingkungan akibat kemacetan dan dapat meningkatkan emisi gas buang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menyampaikan bahwa angkutan barang adalah hal yang penting dalam sektor transportasi. Sektor transportasi mempunyai peran penting dalam sistem logistik di dalam alur pergerakan barang dan konektivitas antar wilayah.
Saat ini, ungkap Budi, transportasi angkutan barang menggunakan moda angkutan jalan masih menjadi yang paling dominan dalam sistem logistik di Indonesia. Dari data Ditjen Hubdat Kemenhub tercatat peran angkutan logistik melalui jalan raya mencapai 80-90 persen, sisanya menggunakan moda transportasi lain.
Sementara itu, baru-baru ini Presiden Jokowi mengatakan bahwa biaya logistik di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara lain. Menurutnya, ongkos logistik negara-negara lain sudah 12 persen.
"Kita tahu biaya logistik negara kita dibanding negara-negara tetangga kita masih jauh, tertinggal kita ini. Mereka biaya logistiknya 12 persen kurang lebih, kita masih 23 persen," ujarnya saat Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo, di NTT, Kamis (14/10/2021).
Menurut Jokowi, inefisiensi itu bisa dikurangi dengan pembangunan infrastruktur. Makanya, pemerintah terus mengoptimalkan pembangunan infrastruktur baik itu jalan, pelabuhan, dan bandara.
Dengan adanya infrastruktur tersebut, Jokowi Ingin produk-produk dan barang-barang Indonesia bisa bersaing bila diadu kompetisi dengan produk negara lain.
"Artinya daya saing kita competitiveness, kita akan menjadi lebih baik," pungkasnya.