Bisnis.com, JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) menyatakan telah menggunakan metode konsolidasi vakum (VCM) dalam konstruksi Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Metode tersebut dinilai penting lantaran sebagian tanah proyek JTTS merupakan tanah aluvial atau daerah rawa yang memiliki kadar air tinggi.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan salah satu ruas yang telah menggunakan VCM adalah Tol Palembang-Simpang Indralaya. Tjahjo mengklaim ruas tersebut merupakan tol pertama di dalam negeri yang menggunakan VCM.
"Proyek sepanjang 22 kilometer ini hampir 80 persen menggunakan VCM," katanya kepada Bisnis, Kamis (14/11/2021).
Tjahjo berujar VCM direkomendasikan dalam tahap perbaikan tanah sebelum memulai konstruksi. Menurutnya, VCM sangat tepat jika karakter tanah adalah tanah lunak dan tanah rawa dengan kedalaman lebih dari 20 meter.
Dengan kata lain, VCM dapat digunakan untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak. Pasalnya, VCM dapat mengurangi kadar air maupun udara dalam tanah.
Selain itu, VCM dapat mempercepat penurunan tanah dalam jangka panjang lantaran metode yang digunakan bersifat mekanis dan tidak menggunakan bahan kimia. Adapun, VCM dilakukan dengan memompa vakum pada tanah sehingga proses penurunan tanah lebih cepat.
VCM mengombinasikan pipa antara penyalur (PVD), penyalur horizontal (PHD), dan pompa vakum.
Di samping itu, VCM tidak terpengaruh oleh pekerjaan lain yang dilakukan di atas tanah yang sedang divakum. Alhasil, jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.
Ruas Palembang-Indralaya merupakan salah satu ruas JTTS yang telah beroperasi. Total panjang ruas tersebut mencapai 22 kilometer yang menelan investasi sekitar Rp3,82 triliun dengan angka internal rate of return di level -0,6 persen.
Di sisi lain, Tjahjo mencatat sebagian besar perkembangan konstruksi JTTS Tahap I telah lebih dari 40 persen. Adapun, perkembangan konstruksi terendah berada di ruas Kisaran-Indrapura atau di posisi 26 persen.