Bisnis.com, JAKARTA - Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini ekspor produk pertanian dapat tumbuh tiga kali lipat pada 2024.
Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang mengatakan, target tersebut dapat diwujudkan dengan kerja sama dan upaya yang dilakukan oleh seluruh pihak di sektor pertanian.
Dia mengatakan, Barantan akan ikut serta mewujudkan upaya tersebut dengan meningkatkan pelayanan fasilitasi pertanian khususnya bagi ekspor pertanian. Selain itu, Barantan akan berupaya memberikan perlindungan sumber daya alam hayati pertanian dari ancaman hama penyakit yang berbahaya
“Saya kira ini kepentingan nasional, kepentingan kita semua. Apabila semua administrasi bergerak mewujudkannya, bukanlah pekerjaan yang berat untuk kita wujudkan tiga kali lipat ekspor," kata Bambang seperti dikutip dari siaran persnya, Minggu (10/10/2021).
Dia mengatakan dari sisi on farm target tiga kali lipat ekspor pertanian dapat dengan mudah dicapai.
"Pengaruh akselerasi ekspor ini tentunya berdampak pada perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, kesejahteraan petani, sehingga wajib hukumnya semua pihak memberikan dukungan," ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain dia berharap para pelaku usaha di sektor pertanian dapat memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang diberikan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2020 dialokasikan sebesar Rp 56 triliun dan tahun 2021 mencapai Rp 71 triliun.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan Dedi Junaedi mengatakan, hampir semua komoditas perkebunan mengalami pertumbuhan ekspor selama pandemi Covid-19.
Dedi mengatakan, pertumbuhan ekspor dari 2020 hingga Juni 2021 secara volume naik 3,4 persen dan secara nilai juga naik 44,8 persen.
"Saat ini baik dari segi volume maupun dari segi nilainya, ekspor pertanian memang masih didominasi kelapa sawit, kemudian diikuti karet, kelapa, kakao, kopi dan komoditas lainnya," kata Dedi.
Dedi mengatakan, Ditjen Perkebunan telah menetapkan komoditas ekspor dalam tiga bagian. Pertama, komoditas utama (dari sisi volume) yakni kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, vanili, kayu manis, cengkeh, dan teh.
Kedua komoditas andalan yaitu, sawit dan karet. Ketiga komoditas pengembangan yaitu, nilam, sagu, stevia, pinang, lontar, sereh wangi dan beberapa komoditas lainnya.
"Stevia tanaman untuk pertama kali kita sudah ekspor dan ini peluangnya sangat besar karena hanya beberapa negara di dunia aja yang bisa menghasilkan stevia. Apalagi kita berada di garis Khatulistiwa," ujarnya.
Selain itu, potensi ekspor kopi mencapai Rp 73,79 triliun, sementara capaiannya hanya Rp 13,48 triliun.
"Artinya ada kehilangan potensi ekspor sebanyak Rp 60,30 triliun. Karena itu perlu ada perbaikan, misalnya peremajan, maka angka tiga kali lipat tidak sulit," ujarnya.