Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom pertanian dari IPB University Bayu Krisnamurthi menjelaskan bahwa terdapat sejumlah faktor yang menentukan ekspor pertanian. Faktor tersebut ada yang bersifat kritikal, dan turunan sebagai akibat dari pandemi Covid-19.
Bayu memaparkan sejumlah faktor yang menentukan ekspor pertanian mencakup pasokan produk pertanian di dalam negeri dalam jumlah dan kualitas yang memadai, kemampuan eksportir memenuhi berbagai ketentuan ekspor, reputasi produk sebagai bagian dari rantai pasok global, dan kondisi permintaan di negara tujuan.
“Faktor pertama menjadi paling kritikal, dan ada pula faktor ekstra akibat dari pandemi yang memengaruhi logistik,” kata Bayu, Jumat (10/9/2021).
Bayu menjelaskan, perang dagang yang masih berlangsung antara Amerika Serikat dan China turut berpengaruh pada kondisi logistik global, terutama soal ketersediaan kontainer.
“Diduga saat ini kontainer tertumpuk di pelabuhan-pelabuhan Amerika Serikat dan China, karena aktivitas dagang di antara kedua negara terbesar itu belum lancar,” katanya.
Kementerian Perdagangan sebelumnya menyebutkan bahwa ekspor hasil hutan berupa kayu dan nonkayu, karet dan produk karet, serta perikanan menjadi kontributor utama kinerja ekspor pertanian selama Januari sampai Juli 2021.
Bersama dengan minyak sawit, produk-produk tersebut menyumbang 31 persen terhadap total ekspor pertanian dan kehutanan.
“Komoditas ini diperkirakan akan tetap menjadi penyumbang utama bagi ekspor sektor pertanian dan kehutanan, sehingga kami harapkan dan optimistis produk pertanian dan kehutanan bisa tetap tumbuh di atas dua digit pada 2021,” kata Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan Asep Asmara.
Adapun, kendala ekspor di komoditas pertanian mencakup keamanan pangan dan pemenuhan standar, seperti ekspor sarang burung walet, porang, serta produk perikanan ke China.
