Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berencana membentuk industri telur olahan untuk menstabilkan harga telur peternak yang anjlok di pasar sejak triwulan pertama tahun ini. Industri telur olahan itu rencanannya bakal dikerjakan oleh Holding BUMN Pangan bekerjasama dengan swasta.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah mengatakan industri telur olahan itu menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi ketidakstabilan harga telur akibat kelebihan pasokan atau oversupply belakangan ini.
“Kami mendorong swasta untuk melakukan industri dan juga BUMN Pangan,” kata Nasrullah melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Kamis (7/10/2021).
Nasrullah berharap pembentukan industri telur olahan itu dapat membantu menyerap kelebihan pasokan telur sembari memperkuat sistem hilirisasi telur ayam di tengah masyarakat.
“Kerjasamanya itu ya pada hilirisasi [telur],” kata dia.
Kendati demikian, dia enggan memerinci lebih detil rencana kerja industri telur olahan tersebut. Alasannya, rencana itu baru dituangkan setelah adanya rapat terbatas kabinet bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara kemarin.
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Singgih Januratmoko menilai positif komitmen pemerintah untuk membangun industri telur olahan. Komitmen itu mengambil momentum ketika harga telur peternak mengalami penurunan sigfinikan sejak triwulan pertama tahun ini.
“Kami sangat setuju, usulan kita industri tepung telur karena selama ini kita impor,” kata Singgih melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Kamis (7/10/2021).
Malahan Singgih menuturkan, rencana pemerintah untuk membuat industri telur olahan itu berasal dari perhimpunannya. Sebelum rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi kemarin, Singgih menuturkan, dirinya sempat mengusulkan pembentukan industri telur olahan kepada Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Saya yang mengusulkan lewat pak Menko Airlangga, selain serapan telur lewat program pemerintah yang ada saat ini,” kata Singgih.
Menurut dia, keberadaan industri telur olahan itu bakal membantu menyerap kelebihan pasokan atau oversupply telur layer dan bibit ayam (days old chicken atau DOC) ras broiler.
“Sehingga pemerintah tidak perlu cutting lagi. Saat ini semua tepung telur kita impor, secara ekonomi tidak masuk tapi bisa menjadi penyelamat jika terjadi kelebihan pasokan,” kata dia.
Berdasarkan data milik Kementerian Perdagangan per 27 September 2021, ketersediaan stok telur ayam ras sepekan terakhir sebanyak 411,03 ribu ton dengan ketahanan mencapai 0,94 bulan.
Adapun harga eceran nasional untuk telur saat ini berada di angka Rp23,700 per kilogram atau turun 6,69 persen dari harga acuan sebesar Rp24,000 per kilogram. Sementara harga di tingkat peternak sebesar Rp16,715 per kilogram atau turun 10,04 persen dari harga acuan di posisi Rp19,000 sampai Rp21,000 per kilogram. Harga DOC Layer berada di posisi Rp6,688 per kilogram atau turun 16,41 persen dari harga acuan sebesar Rp6,688 per kilogram.