Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berkomitmen terus memfasilitasi ekspor UKM. Dengan demikian, produk UKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas terlepas dari beberapa hambatan logistik selama pandemi
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan permintaan ekspor produk-produk Indonesia makin meningkat akibat adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Dia mengatakan situasi ini menjadi peluang bagi Indonesia, tak terkecuali ekspor UKM.
“Saat ini Indonesia kebanjiran permintaan produk untuk diekspor ke luar negeri. Hal ini merupakan peluang yang luar biasa untuk mendorong ekspor nasional,” kata Lutfi dalam dialog bersama UKM di sela-sela pelaksanaan Expo 2020 Dubai, dikutip dari siaran pers, Minggu (3/10/2021).
Meski ada peluang permintaan yang naik, Lutfi menyebutkan bahwa saat ini tarif pengiriman barang ekspor melalui jalur laut mengalami peningkatan lima hingga sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Kini biaya pengapalan mencapai US$10.000 sampai US$20.000 per kontainer.
“Terkait tarif pengiriman ekspor jalur laut yang meningkat, kami memberikan usulan kepada para pelaku UKM, khususnya UKM yang mengekspor produk berukuran kecil atau ringan untuk beralih dari pengiriman jalur laut ke jalur udara. Hal ini mengingat adanya penurunan angka penumpang pesawat yang mengharuskan perusahaan penerbangan untuk tetap terbang dengan membawa muatan kargo,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan asosiasi akan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan terkait untuk bersama mencari solusi terkait tantangan dan hambatan yang dialami para pelaku usaha.
Baca Juga
Arsjad menambahkan Kadin juga terus berupaya mendorong ekspor nasional dengan memprioritaskan ekspor ke negara-negara yang memiliki comprehensive economic partnership agreement (CEPA) dengan Indonesia, antara lain UEA, Australia, Swiss, Hongkong, Uni Eropa, Turki, dan Korea Selatan. CEPA merupakan perjanjian kerja sama antar negara yang dapat dioptimasi guna meningkatkan perdagangan internasional.
“Kadin juga berupaya membuat ekosistem yang dapat menghubungkan UKM dengan para calon buyers. Hal itu dilakukan untuk mempermudah ekspor ke negara-negara tujuan. Rencananya, proyek ini akan dilakukan di Australia, Swiss, serta akan memanfaatkan perhelatan Expo 2020 Dubai untuk mengembangkan proyek di UEA,” kata Arsjad.
Partisipasi Indonesia dalam Expo 2020 Dubai merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional, khususnya dalam kondisi pascapandemi Covid-19. Paviliun Indonesia akan mengenalkan lebih dari 300 UKM Indonesia siap ekspor ke pasar Timur Tengah dan dunia selama enam bulan dari 1 Oktober—31 Maret 2022.